Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Sudah 51,7 Persen, Ditargetkan Beroperasi 2024

Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas.
Sumber :
  • Repo video.

VIVA Bisnis - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menyampaikan, pembangunan smelter baru di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) akan rampung pada akhir Desember 2023. Smelter itu ditargetkan beroperasi Mei 2024.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Investasi Terus Masuk

Tony mengatakan, untuk saat ini progres pembangunan smelter yang akan dijadikan tempat pemurnian konsentrat sudah mencapai 51,7 persen. Pembangunan ini sudah menelan biaya sebesar US$1,63 miliar atau sekitar Rp25 triliun.

"Nilai investasi total US$3 miliar atau Rp45 triliun, dan sampai dengan saat ini prosesnya sudah 51,7 persen. Sudah menghabiskan biaya US$1,6 miliar atau sekitar Rp 25 triliun," kata Tony saat meninjau pembangunan proyek dikutip, Minggu, 15 Januari 2023.

Terangsang, Farihul Amin Tega Cabuli 2 Anak Tirinya Secara Bergilir

Tony mengatakan, untuk pembangunan fisik dan peralatan vital ditargetkan rampung pada akhir 2023. Selanjutnya, kata dia, akan dilakukan pre commissioning dan commissioning pada Mei 2024.

Bakrie Amanah Himpun Dana Rp 6,5 Miliar pada Ramadhan 2024, Naik 58 Persen

"(Pengoprasian) diharapkan bisa terjadi di bulan Mei, kita akan usahakan secepat mungkin karena jadwalnya seperti itu. Kami dan semua subkontraktor berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai target yang sudah disepakati dengan Pemerintah," jelasnya.

Adapun dengan adanya smelter itu diperkirakan akan mampu memproduksi 600.000 ton tembaga baik untuk dalam negeri ataupun ekspor.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.

Photo :
  • VIVA/Fikri Halim

Dia menjelaskan, dari adanya smelter ini akan menjadi bagian penting dari ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) yang sedang dicanangkan oleh Pemerintah.

Kunjungan Media ke Proyek Smelter Freeport Indonesia di Gresik.

Photo :
  • Istimewa.

"Karena electric vehicle itu terdiri dari nikel, kobalt aluminium, tembaga, grafit dan besi dan ini tentu akan menjadi bagian penting bagi ekosistem EV di Indonesia. Dan juga akan menjadi bahan baku penting bagi renewable energy yang banyak di bangun di bernagai negara," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya