Harap Tidak Ada Resesi di Indonesia pada 2023, JK: Tetap Produktif, Terus Bergerak

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK).
Sumber :
  • VIVA/Supriadi Maud

VIVA Bisnis – Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) berharap agar Indonesia tidak terdampak resesi di tahun 2023 ini. Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers Sarana Olah Raga Youth Center Arcamanik, Kota Bandung, Sabtu, 21 Januari 2023.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

"Mudah-mudahan tidak ada resesi di Indonesia," kata JK dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu 21 Januari 2023.

Ia menjelaskan, suatu negara bisa dikatakan resesi jika pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan selama dua semester. Sementara kondisi di Indonesia, kata JK, masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain seperti di eropa. 

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,17 Persen

"Alhamdulillah kita di Indonesia juga pertumbuhan ekonominya masih di atas 2 persen. Sama halnya dengan di negara-negara Asia Tenggara yang semuanya asih lumayan," terang Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut.

JK menambahkan, bahwa kondisi tersebut terjadi akibat Indonesia merupakan negara penghasil bahan baku seperti batu bara. "Jadi di saat energi susah di dunia, Indonesia bahan utama energi, yaitu batu bara," tambah pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini.

JK Ogah Komentari Wacana Anies Maju Pilgub Jakarta

Ilustrasi resesi ekonomi/krisis ekonomi global.

Photo :
  • Unsplash

Ia melanjutkan, persoalan lain yang bisa memicu resesi adalah terjadinya inflasi. Bagi JK, resesi terjadi jika harga-harga naik disebabkan oleh kurangnya produktivitas.

"Jadi tetaplah berproduktivitas," imbau JK lagi.

Sementara itu, saat berbicara di hadapan ratusan peserta Pesta Wirausaha Nasional yang diikuti pengusaha komunitas Tangan di Atas  (TDA) JK mengimbau untuk tetap optimis. Ia juga mengatakan agar tidak  pesimis termasuk menghadapi perekonomian global yang tidak stabil.

"Saya mau katakan bahwa selalu bicara resesi bisa menyebabkan ketakutan dan berdampak pada melemahnya semangat untuk maju," katanya.

Yang dibutuhkan saat ini, lanjut JK, adalah justru terus bergerak, terus melakukan inovasi, berkreasi serta menguasai teknologi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya