APBN 2023 Sudah Normal, Sri Mulyani Pede Akselerasi Pemulihan Ekonomi Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Anugerah Reksa Bandha.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pada tahun ini seluruh belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sudah kembali normal. Hal itu juga sering dengan pemulihan pandemi COVID-19 dan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal di Dunia

“Kalau kita bicara transisi 2023, tadi seluruh belanja kembali ke kementerian lembaga, kata Pak Menko. Jadi kita kembali ke K/L, enggak ada lagi yang disebut PCPEN,” kata Sri Mulyani dalam Rakornas Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Kamis, 26 Januari 2023.

Pada 2023 belanja APBN didesain sebesar Rp 3.061,2 triliun atau sedikit menurun dari realisasi sementara tahun 2022 yang mencapai Rp 3.090,8 triliun. Dengan jumlah anggaran itu, maka APBN tidak lagi melakukan belanja vaksin dan pembayaran pasien COVID.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Photo :
  • youtube Sekretariat Presiden

Alokasi belanja itu kata dia, akan diarahkan untuk mendorong produktivitas dan melindungi masyarakat. Dukungan anggaran yang memadai juga untuk menjaga daya beli masyarakat dan fleksibilitas dalam pelaksanaan anggaran tetap dilakukan.

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

“Sehingga tahun 2023 ini ya sebetulnya kalau subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), harga BBM cenderung turun, kita akan tetap punya ruangan yang cukup,” jelasnya. 

Bendahara negara ini merinci, anggaran pendidikan direncanakan sebesar Rp 612,2 triliun, anggaran kesehatan Rp 178,7 triliun, anggaran perlindungan sosial masih cukup tebal dan lebih tinggi dari tahun 2022 yakni Rp 476,0 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Kemudian anggaran ketahanan pangan Rp 104,2 triliun, anggaran ketahanan energi Rp 341,3 triliun termasuk di dalamnya untuk subsidi, anggaran infrastruktur direncanakan  Rp 392,1 triliun, dan anggaran pertahanan keamanan sebesar Rp 316,9 triliun.

“Jadi ini adalah situasi yang kita terus APBN fleksibel mengikuti tantangan yang dihadapi oleh negara kita. Sehingga kita berharap tahun 2023 itu kita tetap tadi melanjutkan pemulihan ekonomi makanya kita optimis, kita tetap jaga stabilitas dan juga inequality dikurangi, belanja belanja bansos dan berbagai pendidikan kesehatan untuk mengurangi kesenjangan, dan pemulihan ekonomi tetap bisa dijaga dan tetap resilien," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya