Investasi Sektor ESDM 2022 Lesu, Menteri ESDM Buka-bukaan Biang Keroknya

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana (Tengah).
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA Bisnis – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif melaporkan, realisasi investasi di sektor ESDM pada tahun 2022 tidak berhasil mencapai target. Dengan target sebesar US$31 miliar, realisasi investasinya hanya mampu menyentuh angka US$26,8 miliar.

Lindungi Kesehatan Pekerja, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja

Arifin menjelaskan, hal itu antara lain disebabkan karena kondisi global yang marak dinamika geopolitik, sehingga membuat banyak negara dan perusahaan berhati-hati dalam menggelontorkan investasinya. Hal itu terutama terjadi pada sektor minyak dan gas bumi, yang realisasi investasinya hanya US$13,9 miliar dari target sebesar US$17 miliar.

"Sektor migas mengalami stagnasi akibat beberapa kegiatan investasi banyak yang belum berjalan," kata Arifin dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 30 Januari 2023.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

Wilayah Kerja (WK) Migas Blok Pangkah.

Photo :
  • PGN/Pertamina

Dia menjelaskan, penopang utama realisasi investasi sektor ESDM tahun 2022, banyak dipasok dari sektor mineral dan batu bara yang juga didukung kenaikan harga komoditas. Sehingga, banyak perusahaan yang meningkatkan produksi maupun melakukan investasi terutama di sektor hilirisasi.

Program Nasional K3 2024-2029 Diluncurkan, Menaker Ida Sebut Agar Maksimal Genjot Pembangunan

"Windfall kita di tahun 2022 memang didukung di sektor minerba dengan kondisi harga komoditas yang naik signifikan. Banyak juga investasi di smleter yang tumbuh di tahun lalu," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana menambahkan, saat ini sektor migas kurang bergeliat dari sisi investasi. Hal itu akibat banyaknya peluang pendanaan yang menahan pendanaan fosil. Terlebih, lanjut Arifin, para pihak perbankan juga banyak berhati hati dalam mengucurkan dana, demi melihat kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu.

"Jadi kalau soal investasi ke sektor migas itu, institusi pendanaan dan perbankan masih selalu mengaitkan untuk mereduksi emisi. Ini menjadi salah satu tantangan tersendiri," ujarnya.

Blok Offshore Southeast Sumatra. (ilustrasi blok migas)

Photo :
  • Pertamina

Diketahui, untuk tahun 2023, Kementerian ESDM menargetkan investasi di sektor ESDM bisa mencapai US$33,5 miliar. Sektor migas diharapkan bisa berkontribusi US$17,4 miliar. Sedangkan untuk sektor Minerba, pemerintah mengambil target konservatif melihat pergerakan harga komoditas, sehingga dipatok US$7,7 miliar.

Sementara untuk sektor listrik, pada tahun 2022 mampu berkontribusi hingga US$5,8 miliar, dan ditargetkan bisa berkontribusi US$6,6 miliar pada tahun ini. Sektor EBT berkontribusi US$1,6 miliar pada tahun 2022, dan diharapkan bisa meningkat US$1,8 miliar pada tahun 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya