Airlangga Groundbreaking Proyek Tambang dan Green Smelter Senilai Rp 37,5 Triliun di Morowali

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) Pembangunan Proyek Pertambangan dan Pengolahan Nikel Rendah Karbon Terintegrasi. Proyek itu merupakan milik PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI).

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015

Lokasi pertambangan itu diketahui berada Morowali, Sulawesi Tengah tepatnya di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi. Sementara lokasi pabrik pengolahan atau smelter berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir. Alokasi total biaya investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 37,5 triliun, dengan kapasitas produksi mencapai 73 ribu ton per tahun.

Pemerintah berharap kebijakan hilirisasi industri dapat memperkuat daya saing ekonomi nasional, dalam menghadapi tantangan ketidakpastian kondisi perekonomian global saat ini.

Minister Brings Significant Issue as Indonesian Representative in OECD

"Saya berharap ini akan diikuti dengan peletakan batu-batu berikutnya. InsyaAllah bisa diselesaikan dalam 2,5 tahun," kata Airlangga dalam keterangannya, Jumat 10 Februari 2023.

Tambang nikel PT. Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan

Photo :
  • Antara/ Sahrul Manda Tikupadang
Wakili Indonesia di OECD, Menko Airlangga Bahas Tiga Isu Penting Ini

Smelter nikel yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), dan juga didukung sumber listrik yang berasal dari gas alam. Hal itu akan mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek, dengan target hingga 33 persen pada 2030.

"Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining," ujarnya. 

Bisa Menyerap hingga 15 Ribu saat Konstruksi dan 3 Ribu saat Operasional

Dia berharap, proyek ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah secara khusus, dan pulau Sulawesi pada umumnya. Keberadaan proyek ini juga membantu menyerap sekitar 12-15 ribu tenaga kerja saat masa konstruksi, dan sekitar 3 ribu tenaga kerja saat operasional.

"Diharapkan ada multiplier effect yang didapatkan masyarakat dari kegiatan ini, dan masyarakat bisa terlibat pada ekosistem pengembangan industri yang ada di Morowali," kata Airlangga. 

"Saya juga menghimbau agar korporasi mengirim sebanyak-banyaknya pemuda-pemudi di sekitar wilayah Smelter tersebut, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Sehingga nanti mereka bisa bekerja di perusahaan ini," ujarnya. 

Diketahui, pada kesempatan yang sama, dilakukan juga groundbreaking Pelabuhan Bahomotefe, yang jika sudah beroperasi nanti akan bisa mendukung konektivitas antarwilayah sehingga mampu mengakselerasi rantai logistik bahan tambang yang sudah diberikan nilai tambah hilirisasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya