Raup Rp 9,9 Triliun dari IPO, Produsen Nikel Grup Harita Bakal Suntik Modal ke Anak Usaha

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), produsen nikel dari Grup Harita resmi melantai di bursa melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Bisnis – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) yang merupakan produsen nikel dari Grup Harita, resmi melantai di bursa melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO).

BI Catat Modal Asing Kabur dari RI Pekan Keempat April Capai Rp 2,47 Triliun

Mereka menawarkan sebanyak 7.997.600.000 saham dengan nominal Rp 100 per saham, atau setara dengan 12,67 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Di mana, harga yang ditetapkan dalam IPO ini adalah sebesar Rp 1.250 per saham.

Karenanya, dari hasil IPO saham ini NCKL diperkirakan bakal memperoleh tambahan dana segar hingga sebesar Rp 9,9 triliun.

IHSG Dibayangi Koreksi Wajar, Intip Rekomendasi Saham Jelang Akhir Pekan

"IPO saham ini mendapatkan respons yang sangat positif dari pasar, karena selama masa periode penawaran umum dari tanggal 5-10 April 2023 saham NCKL mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed)," kata Presiden Direktur NCKL, Roy A. Arfandy, dalam keterangannya, Rabu, 12 April 2023.

Ilustrasi bursa efek.

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Roy menambahkan, perusahaan juga mengalokasikan sekitar 35 juta saham dari jumlah saham IPO, untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation, ESA). Di mana, harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran.

"Terjadinya oversubscribed merupakan wujud nyata kepercayaan yang diberikan oleh investor terhadap prospek cerah industri pengolahan nikel yang dikelola oleh perseroan," ujar Roy.

Dia menambahkan, dana yang diperoleh dari hasil IPO, sebesar 50,4 persennya akan digunakan untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi, yang akan disalurkan melalui modal dan pinjaman.

"Sementara lebih dari 40 persen dana untuk membayar utang, dan sisanya untuk belanja modal dan modal kerja," ujarnya.

Diketahui, dalam IPO ini perseroan menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas, sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Sedangkan, untuk Penjamin Emisi Efek dipercayakan kepada PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya