Pelindo Berhasil Efisiensi Rp 1,3 Triliun Pascamerger, Intip Strateginya

Foto udara kawasan terminal peti kemas di Pelabuhan Pelindo III Cabang Lembar, Lombok Barat, NTB
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA Bisnis – Usai merger, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo dilaporkan berhasil mencatatkan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp 1,3 triliun pada 2022. Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono mengatakan, capaian ini sebagian besar berasal dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial Pelindo, meliputi optimalisasi pembiayaan, relokasi aset, dan implementasi pengadaan bersama.

Pelindo Layani 2,26 Juta Orang Selama Periode Mudik Lebaran 2024

"Sehingga berhasil mewujudkan kapasitas finansial yang lebih kuat, sekaligus optimalisasi aset yang terintegrasi," kata Arif dalam acara media gathering di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, dikutip Kamis, 13 April 2023. 

Pelindo.

Photo :
  • M Yudha P / VIVA.co.id.
Ganjaran Kementerian BUMN untuk Pelindo karena Bantu Promosikan UMKM

Dia menambahkan, capaian ini merupakan cerminan manfat dari penggabungan Pelindo, yang hanya dapat diperoleh melalui sinergi antar entitas Pelindo Group. Sehingga, pengelolaan segenap sumber daya perusahaan dapat dilakukan secara lebih efisien, serta memberikan kontribusi pendapatan bagi negara yang maksimal.

Arif juga menjelaskan, dengan pengelolaan yang tersentralisasi, Pelindo kini memiliki kendali strategis yang lebih baik. Sehingga, memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end, seperti menciptakan standarisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan.

Perjalanan Bhayangkara FC: Dari Persikubar, Merger dengan PS Polri, Juara Lalu Degradasi dari Liga 1

Beberapa sistem yang distandarisasi adalah Terminal Operating System (TOS) Nusantara untuk layanan peti kemas, Non Peti Kemas (NPK) TOS untuk layanan non peti kemas dan Phinisi untuk layanan kapal.

"Transformasi tersebut telah mendatangkan benefit untuk berbagai pihak. Bagi Pelindo sendiri misalnya, terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, dan peningkatan kompetensi dan knowledge," ujar Arif.

Bagi pelanggan, lanjut Arif, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay, hal itu dapat membantu penghematan biaya sewa dan operasional kapal bagi perusahaan shipping line.

"Di mana, pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya