BI Klaim Fundamental Ekonomi Nasional Terjaga Meski Situasi Global Tak Menentu

Deputi Gubernur BI, Juda Agung.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengatakan, ketahanan sektor perbankan nasional sejauh ini tetap terjaga, dengan didukung oleh permodalan yang menurutnya masih sangat tebal.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Hal itu diutarakannya dalam seminar 'Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi Mendorong Intermediasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan', yang digelar secara daring. Dia memastikan, likuiditas juga masih sangat memadai, sementara risiko kredit juga masih terkendali.

"Secara domestik sebenarnya kita berada dalam track yang benar. Fundamental ekonomi dan fundamental sistem keuangan kita semuanya baik-baik saja. Tapi di Global ini situasinya memang sedang tidak menentu," kata Juda dalam telekonferensi, Senin, 23 Oktober 2023.

Trade Minister: No Need to Worry about Weakening of Rupiah

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung.

Photo :
  • VIVA/Fikri Halim

Dengan dinamika yang terjadi ini, Juda menegaskan bahwa tantangan ke depan bagi Indonesia adalah bagaimana kita bisa menjaga stabilitas makro dan stabilitas sistem keuangan. Namun, dengan tetap mendorong dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi, pascapandemi COVID-19 kemarin.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

"Tentu saja tantangannya cukup besar, karena harga-harga komoditas yang menjadi andalan ekspor kita sekarang ini mengalami pelemahan, kecuali yang minyak tadi. Tapi komoditas seperti batu bara, sawit, dan sebagainya, secara keseluruhan mengalami pelemahan," ujarnya.

Dalam konteks ini, Juda menegaskan pentingnya agar bagaimana sumber-sumber pertumbuhan ekonomi bisa terus didorong dan perluas, termasuk melalui dukungan pembiayaan perbankan.

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Namun, meskipun kredit perbankan intermediasi bulan September 2023 masih terus tumbuh dengan baik, dimana secara year-on-year (yoy) tumbuh 8,96 persen, tapi secara year-to-date menurutnya memang agak sedikit turun, dimana secara year to date-nya baru mencapai 6,44 persen sampai bulan September 2023.

"Target kita (pertumbuhannya) 9-11 persen. Artinya, masih ada sisa 2,6 persen yang harus kita kejar, supaya menjadi 9 persen. Itu yang paling minimal," kata Juda.

"Dalam sisa 3 bulan ini, Insya Allah akan kita terus kejar, dan sektor perbankan kita harapkan juga turut mendorong pertumbuhan kredit dalam triwulan keempat ini. Sehingga target 9-11 persen itu bisa kita capai," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya