Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Genjot Belanja Pemerintah di Kuartal IV-2023

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Jakarta – Pemerintah akan mengoptimalkan percepatan belanja pada kuartal IV-2023, guna mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di tahun 2023. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,17 Persen

Dia mengatakan, meskipun secara musiman belanja pemerintah terkonsentrasi pada tiap kuartal IV, namun sebenarnya hal itu sudah dilakukan secara berkala sejak awal tahun.

Febrio pun membeberkan tiga sektor belanja yang digenjot pemerintah pada kuartal IV-2023. Pertama adalah belanja infrastruktur yang sudah dilakukan sejak awal tahun, namun pencairan dananya dilakukan pada kuartal IV-2023.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

"Pembayarannya sangat terkonsentrasi di kuartal IV. Karena banyak sekali belanja modal dan belanja infrastruktur itu, proyeknya sudah jalan duluan tetapi pembayaran untuk tagihan dilakukan kuartal IV," kata Febrio di acara BNI Investor's Daily Summit 2023, Selasa, 24 Oktober 2023.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Sri Mulyani Ungkap APBN Surplus Rp 8,1 Triliun hingga Maret 2024

Kedua adalah belanja terkait subsidi dan kompensasi energi maupun non-energi. Febrio memastikan, siklus belanja kompensasi saat ini sudah lebih baik, karena sebelumnya pembayaran kompensasi dilakukan dalam termin per enam bulan.

"Kalau dulu setengah tahunan, sekarang kuartalan. Kita lebih smooth sehingga dalam 2-3 tahun terakhir tagihannya dibayar pada kuartal III di tahun berjalan," ujar Febrio.

Sementara belanja ketiga adalah belanja terkait ketahanan pangan, yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga di tengah pembatasan ekspor yang dilakukan sejumlah negara.

Dalam hal ini, Febrio menegaskan bahwa APBN akan berperan sebagai peredam kejut (shock absorber), demi menjaga harga pangan di pasar domestik supaya tidak melonjak dan berkontribusi signifikan terhadap inflasi.

"Ini masalah besar di seluruh dunia secara global, dan ini antisipasi yang harus kita lakukan dengan mendesain APBN sebagai shock absorber. Bagaimana memastikan pada titik tertentu sangat krusial, kita pastikan APBN siap melakukan perannya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya