Industri Tekstil Berpeluang Raup Cuan di Pemilu 2024

Prabowo bagi-bagi kaos saat kampanye di Tasikmalaya
Sumber :
  • VIVA/Yeni Lestari

Jakarta – Pemilu yang bakal digelar tanggal 14 Februari 2024 mendatang memberikan perkembangan dan dampak yang signifikan khususnya pada industri tekstil Indonesia.

Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan

Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito menyatakan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diprediksi akan menjadi salah satu sektor, yang akan menjaga daya tahan ekonomi pada tahun 2024 ini.

"Di tahun politik dan kampanye, kita rebut peluang, kita giatkan di garmen karena kampanye kan butuh kaus, spanduk dan lain-lain. Ini peluang yang akan kita masuki," kata Warsito dikutip Selasa, 6 Februari 2024.

Ibas Harap Prabowo-Gibran Penuhi Janji Politik saat Kampanye

Pabrik pembuatan kaos kampanye Pemilu di Bandung

Photo :
  • Antara/ Rezza Estily

Dia mengatakan, momentum di tahun politik 2024 dinilai akan menjadi modal bagi industri TPT, untuk bisa kembali ke kondisi normal menuju pasar ekspor.

UU Pemilu Perlu Direvisi sebagaimana Pertimbangan MK, Menurut Anggota DPR

"Kami optimistis industri akan membaik dan berkontribusi di tahun politik," ujar Warsito.

Dia juga meyakini, kegiatan kampanye pada tahun politik ini akan bersifat masif. Meskipun, Warsito tidak menyebut besaran proyeksi pertumbuhan industri tekstil di tahun Pemilu 2024 ini. Terlebih, berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), diprediksi bahwa jumlah keseluruhan pemilih pada Pemilu 2024 mencapai 206 juta orang.

"Proyeksi ini memperhitungkan partisipasi sekitar 110 juta penduduk yang berusia antara 20 hingga 44 tahun dalam Pemilu 2024," ujarnya.

Guna memanfaatkan momentum tersebut, PT Berkaos Sandang Nusantara, sebagai perusahaan garmen dengan layanan pembuatan pakaian seragam on-demand, mengumumkan rencananya untuk memperbesar jaringan dengan membuka 12 outlet baru hingga tahun 2027. 

Direktur Pemasaran Berkaos Group, Jaza Al Awfa menjelaskan, langkah ini diambil pihaknya untuk menjemput market lebih dekat, dan meningkatkan efisiensi distribusi. Guna memperluas cakupan, Berkaos pun membuka peluang kerja sama bagi pemilik properti di Jabodetabek, yang memiliki ruang "nganggur".

Sistem kerja sama ini dilakukan dengan bagi hasil, di mana pemilik properti hanya menyediakan ruangan sebagai outlet Berkaos tanpa perlu mengeluarkan modal awal. "Seluruh modal awal selain properti, sepenuhnya disediakan manajemen Berkaos Group," kata Jaza.

Dia menjelaskan, properti yang memenuhi kriteria yakni seperti memiliki ruangan minimal 4 x 4 meter, area parkir untuk minimal 1 mobil, dan berlokasi di Jabodetabek, dapat menjadi mitra potensial. Menurutnya, hal ini akan memberikan kesempatan bagi pemilik properti, yang ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan di industri garmen.

"Dengan langkah ini, Berkaos tidak hanya mengembangkan bisnisnya tetapi juga membuka peluang baru bagi pemilik properti yang ingin terlibat dalam industri ritel," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya