Resmi 17 Tahun Berkiprah, Pertagas Mulai Kembangkan Potensi Bisnis Petrokimia dan Energi Bersih

Infrastruktur PT Pertamina Gas (Pertagas)
Sumber :
  • Dok. Pertagas

Jakarta – PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina bakal mulai mengembangkan potensi bisnis baru, setelah tepat 17 tahun berkiprah di sektor midstream dan downstream migas. Seperti diketahui, Pertagas didirikan pada 23 Februari 2007 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 dan adanya peningkatan kebutuhan komoditas gas di Indonesia sebagai alternatif energi pengganti bahan bakar minyak yang ramah lingkungan, sekaligus memberikan nilai tambah pengusahaan gas.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

Kini, Pertagas juga berkomitmen untuk ikut berperan dalam menyukseskan target Net Zero Emission (NZE).

Sekretaris Perusahaan Pertagas, Muhammad Baron mengatakan, sebagai perusahaan infrastruktur dalam bidang transisi energi, Pertagas berencana mengembangkan potensi bisnis baru melalui pengembangan produk petrokimia dan bidang clean energy.

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

“Hal ini dalam rangka ikut serta berperan menyukseskan Net Zero Emission, yakni di antaranya pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioethanol, hydrogen, ammonia, carbon pipeline dan CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage),” ujar Baron di sela-sela Peringatan Ulang Tahun Pertagas ke-17 di Jakarta, Jumat, 23 Februari 2024.

Infrastruktur PT Pertamina Gas (Pertagas)

Photo :
  • Dok. Pertagas
Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Pertamina Gas hingga saat ini secara berkelanjutan mengembangkan bisnisnya dengan pengembangan ruas pipa transmisi gas & minyak bumi, dan proyek-proyek fasilitas energi lainnya di seluruh Indonesia demi menjamin kebutuhan pasokan energi domestik.

Baron mengungkapkan, selain segmen bisnis transportasi gas dan minyak, niaga gas, pemrosesan dan regasifikasi gas, Pertagas juga akan mengembangkan bisnis lain. Antara lain seperti pembangunan infrastruktur pipanisasi energi, pengembangan infrastruktur gasifikasi kelistrikan, pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioethanol, pembangunan infrastruktur untuk gray/ green/blue hydrogen dan green/blue ammonia, hingga infrastruktur pendukung carbon capture utilization & storage (CCUS) Gas yang memiliki peranan penting dalam transisi energi, mempertimbangkan jumlah emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding sumber energi lain, seperti minyak dan batu bara. 

Baron melanjutkan, hal ini menjadi hal yang positif bagi Pertagas mengingat Indonesia masih memiliki cadangan gas yang cukup besar. 

“Namun demikian, Pertagas juga telah memiliki rencana jangka panjang dalam pengembangan bisnis clean energy,” imbuhnya.

Dijelaskan Baron, Pertagas telah menancapkan posisi sebagai perusahaan infrastruktur energi terdepan di Indonesia. Pertagas mencatatkan aset di sektor midstream hingga downstream, di antaranya adalah pipa transmisi gas, transmisi minyak, pemrosesan gas, regasifikasi LNG dan infrastruktur pendukung penyaluran energi lainnya di Indonesia.

Pertagas tercatat telah membangun dan mengelola pipa transmisi gas sepanjang lebih dari 2.809 km, pipa minyak 605 km, dua LPG Plant dengan kapasitas 1130 ton per hari, terminal regasifikasi dengan kapasitas 400 BBtud dan LNG Hub dengan kapasitas 127.000 M3.

“Pertagas juga telah membangun Pipa Minyak Rokan dan telah mengalirkan minyak, serta telah melaksanakan commissioning Pipa Gas Senipah-Balikpapan,” kata Baron.

Pertagas melakukan pengelasan perdana di konstruksi pipa minyak blok rokan.

Photo :
  • Dok. Pertagas

Kedua jaringan pipa tersebut menambah daftar infrastruktur energi yang dibangun dan dikelola Pertagas. Perseroan hingga saat ini telah membangun dan mengelola Pipa Gas Arun Belawan; Pipa Gas Duri- Dumai; Pipa Gas Grisik-Pusri; Pipa Gas Gresik-Semarang;  Pipa Gas Muara Karang – Muara Tawar; Pipa Gas Porong-Grati; Pipa Minyak Tempino – Plaju; LPG Plant PSG; Fasilitas LNG Filling Station Arun; Fasilitas LNG Filling Station Bontang;  Terminal Regasifikasi Arun, dan CNG Tambak Lorok.

Melalui tagline terbaru yaitu Delivering Reliable Energy, Pertagas berkomitmen utuk menyediakan infrastruktur energi serta menyalurkan energi secara handal melalui operational & HSSE excellence.

“Melalui penyediaan infrastruktur energi & penyaluran energi yang handal tersebut diharapkan manfaatnya dapat dirasakan ke seluruh lini kehidupan yang sejalan dengan program kedaulatan energi nasional, serta mendukung tercapainya NZE 2060,” kata Baron.

Terpisah, Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengatakan sejak Pertagas berdiri sampai dengan saat ini kinerjanya terpantau terus meningkat, termasuk ketika harus mengalami penyesuaian pasca implementasi pembentukan subholding-subholding Pertamina.

“Performa Pertagas cukup baik, baik dari indikator operasional maupun finansialnya. Dengan adanya sumber pasokan dan pengguna energi migas yang tidak selalu sama, berpotensi meningkatkan peran Pertagas ke depan sebagai transporter dan distributornya,” kata Komaidi.

Porsi produksi migas milik Pertamina yang semakin meningkat juga akan berkorelasi positif dengan kinerja Pertagas. Artinya dengan menangani distribusi semua volume migas milik Pertamina saja sudah akan baik bagi kinerja operasional dan keuangan Pertagas.

Menurut Komaidi, peran Pertagas terhadap sektor minyak dan gas nasional sangat penting dan strategis. Peran Pertagas penting karena menjadi konektor antara produsen dan konsumen. Dimana dalam perkembangannya, permasalahan sektor migas utamanya gas adalah ketersediaan infrastruktur penunjangnya.

“Minyak dan gas yang didistribusikan oleh Pertagas memiliki peran penting dalam aktivitas perekonomian Indonesia. Migas berperan penting baik dalam penyediaan bahan baku maupun untuk energi. Sementara sektor-sektor ekonomi yang padat energi saat ini memiliki kontribusi besar terhadap PDB Indonesia,” kata dia.

Ke depan, kata Komaidi, implementasi kebijakan transisi energi berpotensi memberikan dampak positif bagi kinerja operasional dan keuangan Pertagas. Dalam kelompok fosil gas merupakan yang paling ramah lingkungan dan peluang pemanfaatannya diperluas akan semakin besar.

“Pertagas perlu pro aktif dan mengambil inisiatif untuk membangun dan memperluas infrastruktur migas. Rencana peningkatan pemanfaatan gas perlu disambut dengan menyiapkan infrastrukturnya,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya