Jakarta Kota Mahal

Ekspatriat Tetap Incar Hunian Mewah

Rumah Termahal 2010
Sumber :
  • www.businessinsider.com

VIVAnews - Mahalnya biaya hidup di Jakarta untuk kawasan Asia Tenggara tidak menyurutkan minat para ekspatriat berkunjung ke Indonesia. Bahkan, jumlah tenaga kerja asing tersebut senantiasa selalu bertambah setiap tahun.

Rizky Nazar Angkat Bicara Soal Dugaan Selingkuh, Beberkan Hal Ini

Penilaian tersebut disampaikan Associate Director, Head of Research Jones Lang LaSalle, Anton Sitorus, di sela media briefing di Gedung World Trade Center, Jakarta, Kamis, 14 Juli 2011.

“Saya kira para ekspatriat itu paling banyak tinggal di Jakarta Selatan, baik yang menghuni apartemen maupun rumah tinggal,” kata dia.

Anton memperkirakan, tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia umumnya bergerak di tiga sektor utama yaitu pertambangan, jasa, serta perusahaan cabang milik pemodal asing.

Followers TikToker Gali Loss Melejit Buntut Konten Hewan Ngaji, Polisi: Dia Tak Berpikir Panjang

"Saya melihat tiga sektor tadi paling banyak ekspatriat. Kalau dari sektor perbankan memang ada, tapi tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Terus meningkatnya jumlah tenaga kerja asing di Indonesia, dia melanjutkan, menjadi 'angin segar' bagi pengusaha yang bergerak di bidang properti, khususnya pengembang yang menyediakan tempat tinggal setaraf kondominium.

Terpopuler: Tentang Nafkah Anak Laki-laki yang Sudah Baliqh sampai Masalah Obat Kuat

Pemilihan para ekspatriat untuk tinggal di hunian kelas atas atau apartemen memang beralasan, mengingat para tenaga kerja asing ini umumnya berasal dari masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas.

Namun, masih ada beberapa ekspatriat yang memilih hunian berupa perumahan. Kendati demikian, lokasi tempat tinggal para ekspatriat masih tergolong mahal, mengingat perumahan warga asing itu berada di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Baru, dan Kemang.

Kawasan ini terkenal sebagai kawasan perumahan untuk kelas elit masyarakat Jakarta.

Anton memperkirakan jumlah ekspatriat yang berkunjung ke Indonesia akan semakin bertambah pada tahun mendatang. Apalagi, pasar properti di Tanah Air menunjukkan perkembangan yang semakin membaik.

Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia sejak 2005 terus meningkat. Jumlah tenaga kerja asing memang sempat menurun pada periode 2007 hingga kuartal I-2008 karena diberlakukannya desentralisasi perpanjangan izin tenaga kerja asing.

Pada 2005, jumlah tenaga kerja asing tercatat sebanyak 21.255 orang, dan melonjak hampir 121 persen menjadi 46.876 orang pada akhir Juli 2009. Artinya, penambahan terjadi setiap tahun sebesar 25 persen pada kurun waktu itu.

Selama ini, ekspatriat di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa, khususnya di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Total tenaga kerja asing yang bekerja di wilayah ini tercatat sebesar 92,3 persen pada 2005 dan turun menjadi 82 persen pada 2009. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya