- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Kendati Ketua Badan Anggaran (Banggara) DPR Melchias Mekeng dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo sempat bersitegang, rapat kerja Banggar dan pemerintah akhirnya menghasilkan kesimpulan mengenai subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) Tahun 2012.
Dalam pembacaan kesimpulan oleh Ketua Banggar DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2011 Melchias Marcus Mekeng mengungkapkan terdapat 6 kesimpulan dari rapat yang digelar hari ini.
Kesimpulan pertama, adalah basis perhitungan volume BBM subsidi ditetapkan sebesar 40 juta Kilo Liter. Kedua, harga BBM bersubsidi dipastikan tidak akan mengalami kenaikan. Ketiga, pengalokasian BBM bersubsidi dilakukan secara tepat sasaran.
Keempat, sebagian dari total porsi volume premium bersubsidi tahun 2012 yakni sebesar 2,5 juta KL akan dibintangi. "Dan akan dievaluasi di APBN-P 2012," ujar Melchias.
Sebagai informasi, pemberian tanda bintang pada kesimpulan tersebut diartikan bahwa pencairan dana optimalisasi baru dapat dilakukan setelah ada pembahasan dalam APBN-P.
Pada kesimpulan kelima Raker Banggar DPR, kedua pihak menyepakati bahwa efiensi dalam pencabutan tanda bintang akan dialokasikan ke pendidikan, infrasturktur. "Alokasi BBM yang tepat sasaran dan dibicarakan di komisi 7 dengan keadilan per wilayah dan mempertimbangkan aspek kewilayahan dan distribusi," tuturnya.
Terakhir, kesimpulan Banggar DPR memberikan catatan dari Fraksi Golkar yang sepakat angka optimalisasi sebesar 2,5 juta KL dan memberi catatan reminder as note 4 juta KL. "Sampai pembahasan di tingkat selanjutnya sampai tingkat paripurna," terangnya.