- REUTERS/John Kolesidis
VIVAnews - China menolak menggunakan cadangan devisanya demi menyelamatkan banyak negara, termasuk Eropa, dari krisis ekonomi.
Wakil Menteri Luar Negeri China, Fu Ying, menegaskan bahwa sungguh mustahil merelakan devisanya yang berjumlah US$3,2 triliun untuk menyokong ekonomi negara-negara yang terdampak krisis.
"Tak ada alasan yang kuat yang menyatakan bahwa China harus menyelamatkan Eropa. Cadangan devisa bukan dipakai untuk kepentingan itu," ujarnya, seperti dikutip dari laman Wall Street Journal.
Namun, ia tetap menekankan bahwa China akan tetap mendukung upaya dunia dalam menyokong ekonomi Eropa yang kian morat-marit.
Dalam pernyataan lain, ia tak ingin melihat adanya politisasi atas penanaman modal China di negeri-negeri Eropa.
Di saat yang sama, Eropa seharusnya menunjukkan ketulusannya dalam menyikapi masalah-masalah yang menghambat kelanjutan hubungan antara China serta Eropa. Terutama, tambahnya, hal-ihwal embargo ekspor senjata yang dikenakan atas Negeri Tirai Bambu itu serta pengakuan status ekonomi pasar.
Departemen Perdagangan China mengungkap bahwa sejauh ini jumlah negara yang mengakui status ekonomi pasar negeri itu telah mencapai 81 negara, termasuk Rusia, Brazil, Selandia Baru, Swiss, dan Australia. Namun, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, tak termasuk di antaranya. (umi)