- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Ekonom Center For Information and Development Studies (CIDES), Umar Juoro, mengatakan naiknya peringkat surat utang Indonesia ke level investment grade dari Fitch Ratings dipastikan akan diikuti oleh lembaga pemeringkat lain, S&P dan Moody's.
"Saya rasa lembaga lain seperti Moody,s dan S&P akan mengikutinya, karena secara makro mereka melihat perekonomian Indonesia masih bagus," ujar Umar di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa, 27 Desember 2011.
Umar mengatakan upaya Indonesia memperoleh peringkat investment grade dari dua lembaga pemerintah tersebut bukan perkara mudah. Alasannya, kedua lembaga itu masih melihat bahwa anggaran pemerintah belum sepenuhnya efisien. Buktinya, lanjut Umar, pemerintah masih harus menanggung tingginya anggaran pemerintah untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Subsidi BBM masih cukup tinggi dan pemerintah melihat itu, ke depan kouta subsidi BBM akan dibatasi, dengan rendahnya inflasi harusnya ini menjadi momentum pemerintah untuk penyesuaian harga BBM," ungkap Umar.
Melihat situasi tersebut, Umar menegaskan peningkatkan peringkat Indonesia oleh S&P dan Moody's, semuanya tergantung kepada upaya pemerintah dalam mengelola anggaran subsidi BBM tersebut.
"Kalau pemerintah semakin efisien, maka triwulan pertama saya rasa mereka akan memberikan peringkat invesment untuk Indonesia. Indonesia dari segi keamaan dan utang pemerintah 25 persen dari PDB, oke juga kan," jelas Umar.