Cegah Resesi, SBY Buat Kebijakan Tak Populer?

presiden SBY rapat ESDM
Sumber :
  • Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pengertian masyarakat jika pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak populer dalam rangka menyelamatkan perekonomian nasional dari krisis ekonomi global. Namun presiden berjanji, pemerintah akan tetap melindungi masyarakat miskin.

Kata Wapres Ma’ruf Amin Jumlah Kementerian Saat Ini Sudah Ideal

"Harus ada kebijakan dan aksi yang dilakukan pemerintah yang mungkin kurang populer, tetapi perlu dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian nasional. Saya minta pengertian rakyat Indonesia ika ada kebijakan atua langkah tidak populer," kata Yudhoyono di Istana Bogor, Jumat, 24 Agustus 2012.

Menurut Yudhoyono, pemerintah selama ini telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif dalam rangka menghadapi ancaman perkembangan ekonomi dunia terkini dan masa depan. Namun, bisa saja ada kebijakan dan aksi yang dilakukan pemerintah yang tidak populer.

Kembangkan Kampung Wisata Ulos, Taspen Diapresiasi Wapres Ma'ruf

Kendati demikian, pemerintah akan tetap mengutamakan perlindungan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.

Hingga saat ini, SBY mengklaim bahwa seluruh kebijakan dalam pemerintahannya tidak ada yang tidak populer.

Tanggapi Isu Prabowo Bakal Punya 40 Menteri, Ganjar Ingatkan Buruknya "Politik Akomodasi"

"Sejauh ini tidak ada dan semoga tidak ada. Namun, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya untuk jaga-jaga, bisa saja mengeluarkan kebijakan tidak populer," katanya.

Seperti diketahui, presiden bersama sejumlah menteri bidang ekonomi mengadakan rapat terbatas di Istana Bogor, sejak pagi tadi. Setidaknya terdapat enam agenda utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut. 

Rapat terutama diadakan untuk menyusun kebijakan, regulasi, dan iklim investasi yang dibutuhkan untuk menyongsong perekonomian Indonesia dua tahun mendatang. 

Tak lupa dalam rapat itu, presiden juga menyinggung masalah krisis perekonomian dunia yang kini sudah memasuki masa resesi. (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya