Pasar Mulai Realistis, IHSG Tertekan

IHSG respons kenaikan BBM
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVAnews -
PDIP Sumbar Menang Atas Gugatan dari Kader Sendiri
Masa euforia para pelaku pasar terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tampak mulai berakhir. Ini ditandai dengan kembali merosotnya indeks saham pada penutupan perdagangan Kamis, 20 November 2014.

Sambut Hari KI Sedunia, RuKI Bergerak Berikan Edukasi ke Seluruh Indonesia

Laju indeks saham harus berakhir di zona merah, dengan tergelincir ke level 5.096,57. Angka tersebut, menggambarkan penurunan sebesar 34,37 poin atau 0,67 persen dibandingkan level penutupan kemarin di posisi 5.127,93 atau naik 25,46 poin.
Gasak Harta Majikan Saat Mudik Lebaran, Pria di Tangerang Ditangkap Polisi


Kepala Riset PT MNC Securities, Edwin Sebayang, mengatakan, investor kembali berpikir logis dan rasional atas harga saham.


Menurut dia, dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal IV-2014 akan kembali turun di bawah 5 persen.


Kondisi tersebut, dia melanjutkan, otomatis akan mempengaruhi kinerja pendapatan dari setiap emiten yang diperkirakan akan terkena dampak dari mahalnya harga BBM bersubsidi dan suku bunga pinjaman (kredit).


"Selamat datang era BBM mahal dan suku bunga mahal," tambah Edwin kepada
VIVAnews
.


Aksi Jual Asing Meningkat

Seperti diketahui, hingga berakhirnya sesi I hari ini, tercatat pembelian sebesar Rp1,71 triliun. Sementara itu, penjualan lebih besar dengan mencapai Rp2,14 triliun. Dengan demikian, penjualan bersih oleh pemodal asing
(net foreign sell)
sebesar Rp432,38 miliar.


Selain itu, volume perdagangan mencapai 5,52 miliar saham senilai Rp5,22 triliun. Melemahnya indeks saham diikuti oleh 197 saham turun, 101 saham naik dan 71 saham tidak berubah atau stagnan.


Sepanjang perdagangan, laju indeks saham mampu menyentuh level tertingginya di posisi 5.126,28 dan level terendahnya 5.071,44.


Penurunan juga terjadi pada indeks saham unggulan LQ45 sebesar 0,69 persen ke 875.16. Kemudian, indeks JII turun 0,89 persen ke posisi 672.59, indeks IDX30 turun 0,76 persen ke 449.71, indeks SMinfra18 turun 1,15 persen ke 361.85, dan indeks ISSI turun 0,71 persen menjadi 163.46.


Adapun dari pergerakan sektor-sektor saham, terlihat sektor infrastruktur menjadi yang terlemah dengan koreksi 1,60 persen. Sebaliknya, sektor saham perkebunan dan pertambangan, menjadi dua sektor yang berhasil melompat naik, masing-masing sebesar 1,43 persen dan 0,82 persen. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya