Sumber :
- iStock
VIVA.co.id
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku bahwa terdepresiasinya rupiah terhadap nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat masih akan terus berlangsung.
Baca Juga :
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menuturkan, hal ini sangat bergantung terhadap kinerja dari pemerintah maupun Bank Indonesia untuk mengantisipasi adanya kelanjutan dari pelemahan rupiah akibat pengaruh dari sentimen global.
"Semua tergantung situasi. Seberapa berhasil kami mengundang investasi di dalam negeri. Ini butuh kerja keras," kata Darmin di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2015.
Tekanan dari pasar global, memang salah satu faktor utama yang menyebabkan terdepresiasinya nilai rupiah. Tetapi, Darmin menjelaskan, tekanan ini tidak hanya datang dari luar, melainkan dari sektor dalam negeri.
"Memang situasinya ada beberapa hal. Ada di dalam dan internasional. Kalau Anda tanya penyebabnya, ya harus digabungkan keduanya," tambah dia.
Sekedar informasi, mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali merosot pada hari ini, setelah sehari sebelumnya sempat naik.
Bank Indonesia menetapkan kurs tengah dolar AS hari ini terhadap rupiah di posisi Rp13.763. Tercatat, rupiah melemah Rp16 dibanding dengan kurs Kamis 13 Agustus 2015, yang berada di posisi Rp13.747 per dolar AS. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tekanan dari pasar global, memang salah satu faktor utama yang menyebabkan terdepresiasinya nilai rupiah. Tetapi, Darmin menjelaskan, tekanan ini tidak hanya datang dari luar, melainkan dari sektor dalam negeri.