YLKI: Harga Pangan Melambung, Gizi Anak Terancam

Tulus Abadi
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVA.co.id - Harga pangan yang melambung tinggi dinilai berpengaruh negatif terhadap konsumsi masyarakat. Banyak masyarakat mengurangi porsi konsumsi atau mengalihkan kepada komoditas yang lain, bahkan hingga mengurangi kualitas bahan pangan.

Kurang Tenaga Pertanian, Indonesia Darurat Pangan

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan kualitas pangan yang dikonsumsi di rumah tangga mengalami penurunan dari segi kualitas, dan rentan terhadap penurunan kualitas gizi masyarakat.

"Ini terjadi dalam konteks rumah tangga, dan terkait dengan gizi dan kesehatan anak kita. Yang tadinya bisa makan daging, sekarang tidak bisa. Saya menilai, ini karena rupiah yang terpuruk, sehingga kita juga banyak impor, dan kualitas pangan masyarakat akhirnya menurun," ujar Tulus dalam diskusi di Jakarta, Minggu, 13 September 2015.

Harga Pangan Menurun, Konsumen Kembali Bergairah

Dia menyampaikan, selain dampak dari kondisi rupiah yang sedang terpuruk, secara struktural, penetapan harga komoditas di pasar bisa dikatakan tidak sehat.

"Secara struktur, pasar tidak sehat akibat ada dugaan kartel, dan pernah terbukti oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)," katanya.

DPR Desak Pemerintah Intervensi Harga Bahan Pokok

Tulus menjelaskan, pokok masalahnya bukan hanya soal mengejar siapa yang menimbun barang, namun jika mafia kartel sudah menyentuh komoditas hulu, maka akan membuat semua sektor merasa kesulitan.

Bahkan, akibat harga yang melonjak, masyarakat mulai beralih mengonsumsi daging ayam dan telur ayam, dari sebelumnya mengonsumsi daging sapi.

"Tadinya makan daging, jadi tidak makan. Harga tempe ini juga naik. Nah, kalau penjual nasi uduk, ada yang tidak menaikkan harga, tapi menurunkan porsinya," kata Tulus. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya