Indonesia Diminta Contoh Jepang Soal Surat Utang

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA.co.id
Mengoptimalkan Aset Negara
- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berharap Indonesia mampu mengikuti langkah Jepang yang memiliki basis investor domestik dengan skala besar untuk instrumen surat utang negara. Selain dapat membantu pembiayaan pemerintah, hal ini turut membantu meminimalisir risiko utang dalam negeri.

Strategi Menhub Jangkau Konektivitas Daerah Terpencil

Bambang menuturkan, karateristik utang Indonesia dengan Negeri Sakura tersebut sangat berbeda. Kepemilikan asing terhadap surat utang Indonesia saat ini mencapai 38 persen, sedangkan untuk domestik sebesar 62 persen.
Pulau Tax Haven, Untung Rugi Masih Dikaji


Sementara di Jepang, kepemilikan asing terhadap surat utang hanya sebesar 9 persen. Sementara itu, pasar domestik Jepang justru mendominasi surat utang negaranya yakni sebesar 91 persen.


"Karena, komposisi domestik yang punya surat utang kita kurang besar. Jadi ada potensi pengembalian modal secara tiba-tiba (sudden revearsal). Investor domestik harus diperkuat supaya risiko utang semakin kecil," ujar Bambang di Jakarta, Senin 21 September 2015.


Dengan melihat kondisi tersebut, Bambang meminta kepada investor domestik untuk tetap berkontribusi dalam meminimalisir risiko utang negara. Sebab, meskipun dalam rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 25 persen, hal ini belum menunjukan tingkat keamanan yang tinggi.


"Jadi, tidak ada lagi isu pengembalian modal secara tiba-tiba. Karena, mereka (investor domestik) penentu investasi. Kita juga ingin pembiayaan seperti Jepang," kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya