Kadin Minta Target Penerimaan Cukai Rokok Diturunkan

Ketika tembakau diserang.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saiful Bahri
VIVA.co.id
RI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Tanpa Merek di Australia
- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta agar target penerimaan cukai rokok pada tahun 2016 sebesar Rp129 triliun. Hal ini mengingat kondisi industri hasil tembakau (IHT) yang sulit.

Produksi Anjlok, Industri Rokok Minta Cukai Tak Naik di 2016
"Realita kesulitan ini bahkan telah disampaikan juga oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin secara resmi kepada Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro," kata Ketua Komite Tetap Industri Tembakau dan Cengkeh, Yos Adiguna Ginting, ketika dihubungi VIVA.co.id dalam surat elektronik di Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2015.

Alasan Pengusaha RI Belum Tertarik Sponsori Rio Haryanto
Yos mengatakan bahwa tahun ini, IHT tengah mengalami situasi yang sulit karena penjualan rokok turun. Target penerimaan cukai rokok pada tahun 2015 yang sebesar Rp120,6 triliun pun dipastikan tidak tercapai.

"Ini ditandai dengan fakta bahwa sampai Agustus 2015, penerimaan riil baru tercapai Rp70 triliun," kata dia.

Sekadar informasi, awalnya cukai rokok ditargetkan sebesar Rp148,9 triliun. Namun, angkanya direvisi oleh Badan Anggaran dalam nota keuangan dan keterangan pemerintah dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) tahun 2016. Lalu, angka ini direvisi menjadi Rp146,4 triliun pada Rabu, 30 September 2015. Angka ini pun dirasa masih terlalu tinggi bagi IHT.

"Angkanya masih terlalu tinggi dan belum merefleksikan kemampuan pelaku usaha. Oleh karena itu, Kadin meminta agar DPR dan Kementerian Keuangan bisa menurunkan lagi target tersebut menjadi Rp129 triliun untuk menghindari PHK yang lebih besar lagi," kata dia.

Yos menyebut target 23 persen pada tahun 2016 tidak rasional sebab target penerimaan cukai pada tahun 2015 yang 8 persen saja diragukan tak tercapai. Menurut mereka, angka kenaikan cukai yang rasional sebesar 7 persen atau Rp129 triliun.

Dikhawatirkan PHK Berlipat

Yos mengatakan sejak tahun 2013-2015, menurut data Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan, dan Minuman (RTMM), sudah ada 30 ribu pekerja yang dipecat. Padahal, kenaikan cukainya hanya 7-9 persen per tahun.

"Kalau kenaikannya 23 persen seperti yang ditargetkan sekarang, angka ini pasti akan berlipat," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya