- Antara/Wahyu Putro A
Karena menurutnya, ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa saat ini hanya mencapai sekitar 3,5 juta ton dari total ekspor CPO yang mencapai 22-23 juta ton per tahun. Menurutnya, kondisi ini terjadi karena CPO Indonesia masih dipadang sebelah mata.
“Kadin bertanggung jawab menghapus stigma buruk CPO Indonesia. Black campaign yang telah terbentuk selama ini harus dipatahkan. CPO kita ramah lingkungan dan mengutamakan prinsip-prinsip pelestarian alam secara berkesinambungan,” ujar Rosan di Jakarta, Kamis 19 November 2015
Rosan mengatakan, Kadin akan terus berupaya membantu pemerintah untuk meyakinkan masyarakat internasional bahwa CPO Indonesia ramah lingkungan dan mengutamakan prinsip-prinsip pelestarian alam secara berkelanjutan (sustainability).
Dengan begitu, lanjut dia, dalam hal ini, kampanye negatif tidak boleh terjadi lagi di kemudian hari, termasuk anggapan soal CPO Indonesia yang mengandung zat yang merusak kesehatan.
"Kadin harus meluruskan itu. Ke depannya saya akan menempatkan Kadin di garda terdepan untuk menjelaskan secara menyeluruh keberadaan Indonesia dan memperjuangkan penghapusan hambatan ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa. Itu janji saya. Itu tugas Kadin,” jelas Rosan.
Selain itu, Rosan menambahkan, industri CPO sangat penting bagi Indonesia. Selain menopang ekspor nonmigas nasional, ekspor CPO juga berkontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan petani dan pemasukan devisa negara.
Saat ini, lahan petani sawit yang sudah disertifikasi berdasarkan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) mencapai 143 ribu hektare. Lahan seluas itu melibatkan sekitar 50 ribu petani dari total jumlah petani sawit sebanyak 4 juta orang.
“CPO adalah penghasil devisa dan industrinya memberikan kesempatan kerja bagi jutaan rakyat Indonesia,” ujarnya.