Harga Pangan RI Lebih Tinggi dari Pasar Internasional

Harga pangan melonjak tajam
Sumber :
  • VIVAnews/Zulfikar Husein

VIVA.co.id – Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, harga pangan di pasaran sudah merugikan konsumen. Dia mengatakan, harga pangan Indonesia lebih mahal dari internasional.

Pemerintah Harus Tekan Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Sebelum Ramadan

Oleh karena itu, ia mengatakan, stabilitas pangan mutlak diperlukan.  

“Stabilisasi pangan mutlak diperlukan, karena saat ini harga pangan di tingkat konsumen sudah 70 persen di atas harga internasional. Jelas ini merugikan konsumen, dan petani tidak mendapatkan keuntungan yang adil dari tingginya harga pangan tersebut,” ujar Musdhalifah di Jakarta, Senin, 18 April 2016.

Harga Kebutuhan Pokok Mulai Naik di Cirebon, Cabai Merah Kriting Dijual Rp60.000

Menurut dia, pemerintah seharusnya lebih fokus pada stabilisasi harga di tingkat petani dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan daya tawar petani.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mengatakan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) harus memiliki andil yang besar dalam melayani kebutuhan pokok masyarakat melalui pengembangan kerja sama dengan pelaku bisnis di pedesaan.

Blusukan ke Pasar Tradisional Bali, Mendag: Beli MinyaKita Harus Pakai KTP, Tak Boleh Diborong

Sutarto menjelaskan, produksi pangan di Indonesia sangat tergantung pada wilayah Pulau Jawa. Secara geografis, Pulau Jawa terletak di selatan khatulistiwa. Konsekuensinya, mudah terkena serangan El Nino.  

Dia menjelaskan, ancaman kekeringan tahun lalu telah mengakibatkan mundurnya musim tanam tahun ini. Jika ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) benar, tahun ini musim kemarau akan berlangsung lebih cepat.

"Maka produksi pangan kita terutama beras tidak akan mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Jelas ini akan menyebabkan kelangkaan. Dalam keadaan seperti ini peran Bulog perlu dioptimalkan,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati. Menurut dia, kata kunci stabilisasi pangan ini adalah manajemen pasokan, dan itu peranannya ada di Bulog. Pemberdayaan Bulog sangat penting dalam mengendalikan pasokan.

“Kebijakan yang ada hanya bersifat artifisial, seolah-olah membantu petani, akan tetapi sebetulnya tidak. Kenyataannya tidak ada perbaikan bagi petani, harga pangan secara umum di tingkat petani tetap rendah,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya