HIPMI Didorong Masuk Jajaran Top Pengusaha Nasional

Ketua Umum HIPMI 1986-1989, Sharif Cicip Sutardjo.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Para senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengadakan pertemuan untuk membicarakan kondisi ekonomi dan dunia usaha di Indonesia akhir-akhir ini. Pertemuan dihadiri oleh Oesman Sapta Odang (yang bertindak sebagai tuan rumah), Sharif Cicip Sutardjo, Abdul Latief, Siswono Yudho Husodo, Fahmi Idris, Aburizal Bakrie, Ponco Sutowo, dan Yan Darmadi.

BRI Akselerasi Pelaku Usaha UMKM Muda, Lewat Pengusaha Muda Brilian

Dari 20 senior HIPMI yang tidak sempat hadir adalah Surya Paloh, Agung Laksono, Yapto S Soerjosemarno, dan Sutrisno Bachir.

Pada pertemuan tersebut, mereka membahas kiprah para pengusaha nasional yang pernah dibesarkan HIPMI. Saat ini, yang masuk 40 orang terkaya Indonesia versi Forbes hanya Aksa Mahmud.

Pilih Ketua Umum Baru, Hipmi Gelar Debat Terbuka

Padahal, sebelumnya beberapa alumni HIPMI seperti Aburizal Bakrie, Sandiaga Uno (Saratoga), dan Wishnu Wardhana (Indika) masuk Top 40. Bahkan Aburizal Bakrie pernah dinobatkan sebagai pengusaha terkaya di Indonesia. Sementara di era 80-an, Abdul Latief dan Siswono Yudho Husodo masuk jajaran pengusaha terkaya di Indonesia.

"Harapan para senior HIPMI, ke depan para pengusaha muda seperti Haryadi Sukamdhani, Muhammad Lutfi, Rosan Roeslani, Erwin Aksa, dan tokoh-tokoh pengusaha jebolan HIPMI lainnya bisa ikut bertengger di jajaran top pengusaha nasional yang saat ini didominasi pengusaha keturunan Tionghoa," kata Ketua Umum HIPMI 1986-1989, Sharif Cicip Sutardjo, dalam siaran persnya, Minggu, 12 Juni 2016.

OJK: Pemuda Harus Mau Jadi Pengusaha, Kalau Semua PNS Negara Rugi

Menurut Sharif, dengan alumni HIPMI yang tersebar di berbagai bidang (tidak hanya sebagai pengusaha), seperti di pemerintahan, partai politik, ormas, dan berbagai organisasi profesi, diharapkan para alumni dan Pengurus HIPMI dapat melakukan sinergi untuk memajukan dunia usaha nasional maupun daerah.

"Tercatat, ada 14 mantan menteri dari era Presiden Soeharto hingga Presiden SBY, ada lebih dari 10 yang pernah menjadi gubernur, serta banyak lagi yang mejadi bupati/walikota, DPR maupun DPRD," tutur Menteri Kelautan dan Perikanan 2011-2014 itu.

Sharif juga mengapresiasi pengurus HIPMI yang konsisten berjuang untuk kemajuan pengusaha muda. Upaya yang dilakukan Pengurus HIPMI antara lain memperjuangkan lahirnya UU Kewirausahaan (saat ini RUU-nya sedang dibahas di DPR) dan mengadakan acara Jambore HIPMI Perguruan Tinggi se-ASEAN yang dihadiri mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dari 10 negara ASEAN.

"Melalui kegiatan Jambore, HIPMI ingin menularkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswa. Selain itu, pengurus HIPMI mengubah AD/ART HIPMI agar dari pengurus pusat hingga pengurus kecamatan memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama," kata dia.

Ekonomi global

Sharif mengemukakan, pertemuan para senior HIMPI itu juga dilatar belakangi oleh kondisi ekonomi global masih diwarnai oleh gejolak dan ketidakpastian (uncertainty), yang disebabkan antara lain oleh perdagangan dunia melemah, harga komoditas tetap rendah, dan pasar keuangan kurang stabil. Kondisi ini memengaruhi perekonomian dalam negeri, di mana pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan.

Ia mencatat, pertumbuhan ekonomi 2015 hanya 4,79 persen, melambat dibanding tahun 2014 sebesar 5,02 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut cukup menekan dunia usaha nasional.

"Padahal, saat ini Indonesia sudah ada di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang menuntut dunia usaha memiliki daya saing yang unggul," kata dia.

Mengutip data dari The Global Competitiveness Report 2015-2016 yang dikeluarkan Forum Ekonomi Dunia (WEF), Sharif mengungkapkan bahwa daya saing Indonesia tahun 2015 berada di posisi 37 dunia. Daya saing Indonesia itu kalah dibanding negara ASEAN lainnya, seperti Singapura yang berada di posisi 2, Malaysia (posisi 18), dan Thailand  (posisi 32).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya