Ekonom Minta BI Rate Tetap 6,75 Persen, Ini Alasannya

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA.co.id – Sejumlah ekonom mengusulkan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia atau BI Rate sebaiknya tetap ditahan di level 6,75 persen pada bulan ini. Tetapnya BI rate di level tersebut dinilai karena faktor eksternal yang bergejolak dan relatif meningkat jelang keputusan refendum Inggris yang akan ikut atau tidak di dalam Uni Eropa.

Sri Mulyani Pede Inflasi Melandai di Kuartal-II 2024 Seiring Turunnya Harga Beras

David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mengatakan faktor eksternal tersebut memang membuat ketidakpastian ekonomi global semakin besar, terlebih sebelumnya gejolak ekonomi global sudah dipengaruhi kondisi lambatnya ekonomi Tiongkok dan rencana The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Atas seluruh kondisi tersebut, Dia menilai bahwa belum ada ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter BI pada bulan ini, karena faktor-faktor tersebut sangat besar pengaruhi sentimen ekonomi domestik. "Saya kira masih ditahan (6,75 persen), apalagi ada potensi The Fed naikkan bunga kuartal III," jelas dia kepada VIVA.co.id, Kamis 16 Juni 2016.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Selain itu, David menuturkan, ditahannya BI rate juga disebabkan faktor dalam negeri, yaitu tekanan inflasi diperkirakan akan cukup tinggi pada Juni-Juli 2016 ini. Tekanan tersebut muncul secara tahunan akibat tingginya harga-harga bahan pangan yang terjadi awal bulan puasa hingga Lebaran nanti.

"Kalau lihat kondisi dalam negeri, ruang pelonggarannya tentu setelah menunggu tekanan inflasi menurun jadi saya pikir bisa saja dilakukan setelah Lebaran nanti, karena sepanjang tahun inflasi masih di kisaran 4 persen," tegas dia

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Sementara itu, Josua Pardede, Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI), mengatakan hal senada di mana faktor eksternal masih pengaruhi kondisi domestik, ditambah tekanan inflasi diperkirakan masih cukup besar hingga Lebaran nanti. Untuk itu, dia menilai BI rate diperkirakan masih tetap di level 6,75 persen.

Dia menilai, untuk bulan ini langkah yang perlu dilakukan BI sebaiknya lebih melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM), guna melonggarkan likuiditas perbankan, khususnya perbankan buku I. BI rate ke depannya tentu baru bisa dilakukan pelonggaran setelah Agustus nanti atau setelah reformulasi ke BI 7-day Repo Rate terlaksana.

Ilustrasi resesi ekonomi/ekonomi global

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024