Orang Simpan Duit di Dompet Bukan Berarti Daya Beli Turun

Pusat perbelanjaan.
Sumber :
  • Bimo Fundrika / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas optimistis, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto pada kuartal kedua tahun ini jauh lebih baik dibandingkan kuartal pertama. Pemerintah sekaligus membantah, bahwa saat ini telah terjadi penurunan daya beli.

Bappenas Bantah Rumor Peleburan KPK dengan Ombudsman

Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menilai, kondisi yang saat ini terjadi bukanlah penurunan daya beli, melainkan pergeseran konsumsi masyarakat. Fenomena tersebut, tak serta merta dipukul rata sebagai penurunan daya beli.

"Pergeseran pola konsumsi masyarakat tidak berarti penurunan daya beli. Saya pikir konsumsi di kuartal dua akan lebih baik dari kuartal pertama," kata Amalia saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2017.

Kebutuhan Green Job 2030 Diproyeksikan Capai 4,4 Juta, Prakerja Siapkan Pelatihan Green Skills

Amalia pun memiliki alasan tersendiri, terkontraksinya sejumlah indikator konsumsi masyarakat pada bulan Juni. Menurutnya, tingkat daya beli masyarakat secara kuartal tidak bisa diukur hanya dari data per bulan yang dirilis oleh sejumlah pemangku kepentingan terkait.

Apalagi, kurang bergeliatnya daya beli pada Juni tak lepas dari produktivitas perusahaan yang menurun karena bertepatan dengan Ramadan dan Lebaran. Sehingga, pemerintah pun menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar karena merupakan hal yang terjadi setiap tahunnya.

Bappenas Bocorkan Asumsi Makro APBN 2025, Pertumbuhan Ekonomi Dipatok 5,6 Persen

"Daya beli masyarakat tidak boleh dinilai dari satu sektor. Kita harus menilai pengeluaran masyarakat secara keseluruhan," katanya.

Meskipun ada beberapa indikator konsumsi yang melemah, namun pemerintah meyakini konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi nasional bisa lebih baik dibandingkan kuartal pertama. Pergeseran konsumsi, diyakini tidak memengaruhi daya beli masyarakat.

"Di sektor properti terlihat ada penurunan animo masyarakat. Tetapi kalau kita lihat penjualan mobil masih bagus. Saya cenderung menentukan daya beli turun atau tidak setelah seluruh data kuartal dua," katanya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya