Ibu Hamil, Waspada Predator Seks Intai Perut Anda

ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Para ibu hamil di Malaysia kini tengah dilanda kecemasan lantaran menjadi sasaran 'predator' yang suka menjadikan foto perut mereka sebagai pelampiasan nafsu. 

Menkes Ungkap Alasan Tingkat Stunting Indonesia Baru Turun 0,1 Persen

Untuk memuaskan hasrat mereka, para pelaku kerap berkeliling mengambil gambar ibu hamil. Bahkan, mereka berbagi foto gambar perut ibu hamil tersebut. Di Facebook ditemukan lebih dari 100 grup 'predator' tersebut. 

Bahkan, mereka membuat grup di Telegram dan Whatsapp, untuk berbagi gambar dan saling mengeluarkan komentar yang tak pantas.

1000 Hari Kehidupan Penting untuk Cegah Stunting, Dimulai dari dan Sampai Kapan?

Seorang asisten guru taman kanak-kanak, Hani (29), menemukan foto kehamilannya dibagikan di Facebook dan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"Gambar saya unggah saat sedang mengandung anak sulung saya. Tidak ada kekhawatiran saat membagikannya di Facebook karena saya mengenakan pakaian yang pantas dan tidak memperlihatkan bagian tubuh saya," kata Hani seperti diberitakan New Straits Times.

Ibu Hamil dengan Lupus Bisa Menular ke Anaknya?

Dia menambahkan, "Seminggu kemudian saya diberitahu oleh salah satu teman bahwa foto saya dibagikan di grup lain dan saat membaca komentarnya, saya merasa sangat jijik."

Setelah melihat komentar cabul itu, dia mengirimkan pesan pribadi lewat Facebook kepada pemilk grup tersebut. Dia memintanya untuk menghapus gambar tersebut, sebelum melaporkan kasus itu ke polisi. Namun, pemilik grup enggan menghapusnya, justru menyalahkan Hani lantaran mengunggah foto itu ke Facebook.

Kelainan menjadikan foto perut ibu hamil sebagai pelampiasan nafsu disebut dengan maiesiophiliac atau ketertarikan terhadap wanita hamil.

Ketua Asosiasi Psikiatri Malaysia Dr Ahmad Roastam mengatakan, maiesiophilia adalah penyakit jiwa seksual abnormal yang sama seperti pedofilia, zoofilia dan nekrofilia.

Dokter mengatakan, mereka yang menderita kelainan jiwa langka ini tidak memikirkannya atau memilih untuk berobat. Kemajuan teknologi memungkinkan para 'predator' itu semakin bertambah dan berkumpul untuk berbagi obsesi mereka.

Menurut dia, sulit untuk mengidentifikasi penderita maiesiophilia. Untuk itu, ia menyarankan agar wanita berhati-hati di tempat umum dan selalu waspada terhadap lingkungan sekitar, termasuk di dunia maya.

"Penderita maiesiophilia memiliki kecanduan seksual yang aneh. Mereka didorong oleh nafsu dan tidak peduli dengan privasi orang lain. Lebih baik berhati-hati dan melaporkan ke pihak berwenang jika mengalami hal yang mencurigakan," kata dokter Ahmad. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya