Jokowi Minta Mahathir Lindungi TKI di Malaysia

Kunjungan Mahathir Mohamad di Istana Bogor
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berbincang berbagai hal terkait hubungan kedua negara. Di antaranya yang menjadi perhatian Indonesia adalah masalah tenaga kerja Indonesia atau TKI di Malaysia.

PM Malaysia Muhyiddin Yassin Mengundurkan Diri, Siapa Penggantinya?

Di Malaysia, ada lebih dari satu juta WNI yang bekerja. Belum lagi yang tidak terdaftar resmi. Presiden Jokowi karena itu berharap PM Mahathir yang baru menjabat Mei 2018 bisa memberikan perlindungan kepada para TKI.

"Kami tadi juga menitipkan untuk perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia dan juga pembangunan sekolah-sekolah bagi anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia," kata Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama di Gedung Utama Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat 29 Juni 2018.

Pembuat Parodi Lagu Indonesia Raya Diduga WNI, Bukan Orang Malaysia

Hampir setiap tahun persoalan TKI di Malaysia menjadi sorotan. Ada sejumlah masalah, seperti penyiksaan hingga TKI ilegal yang masuk ke negeri jiran itu.

Menyikapi hal itu, PM Mahathir membenarkan soal masalah tidak semua tenaga kerja yang ada di Malaysia yang berasal dari Indonesia masuk melalui jalur yang legal.

Mahathir Mohamad: Negara Israel Dibentuk dari Tanah Palestina

"Kami sadar, masyarakat Indonesia yang di Malaysia itu ada yang legal dan tidak legal. Tapi kami sadar mereka yang datang legal tidak sendirian, tapi datang dengan anak-anak mereka," kata Mahathir.

Sementara itu, soal permintaan Presiden Jokowi agar anak-anak para TKI ini diberi perhatian terutama dalam hal pendidikannya, disebut akan ditingkatkan oleh Mahathir. Walau saat ini diakuinya ada beberapa daerah yang sekolahnya bisa menerima anak-anak para TKI.

Mahathir sadar bahwa para anak-anak TKI itu juga membutuhkan pendidikan yang layak. Dia berjanji akan serius memenuhi permintaan dari Presiden Jokowi.

"Di semenanjung kami sudah ada beberapa sekolah, meski tidak mencukupi. Tapi di Sabah, Sarawak belum ada sekolah-sekolah Indonesia yang bisa dimasuki anak-anak Indonesia yang tinggal di sana. Ini akan kami perbaiki," kata PM Mahathir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya