- VIVA.co.id/Avra Augesty
VIVA – Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato akan mengunjungi Indonesia. Ia akan diterima secara langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Pengelolaan perbatasan dan peningkatan kerja sama ekonomi merupakan isu penting yang akan dibahas keduanya.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Juli 2018.
Menurut dia, Papua Nugini merupakan salah satu negara yang letak geografisnya dekat dengan Indonesia, sehingga intensitas hubungan kedua negara sangat tinggi.
Hal ini bisa terlihat dalam berbagai pertemuan seperti di Perserikatan Bangsa Bangsa maupun ASEAN. Kedua menlu selalu menyempatkan untuk bertemu.
"Intensitas dengan Papua Nugini (PNG) menunjukkan komitmen Indonesia terhadap Pasifik. Apalagi, PNG tidak saja tetangga penting, tetapi juga negara Pasifik yang sangat besar," kata Arrmanatha.
Salah satu isu penting yang akan menjadi perhatian kedua menlu dalam pertemuan besok, Kamis 19 Juli 2018, yakni pengelolaan perbatasan. Kedekatan geografis dan perbatasan yang panjang antara kedua negara, diyakini memiliki potensi ekonomi yang bisa dikembangkan.
"Kerja sama ekonomi kita ada berbagai macam. Selama ini kita banyak ekspor dalam konteks makanan dan minuman, seperti sereal, tepung, peralatan rumah tangga, sabun. Peluangnya banyak dan akan kita tingkatkan," ujar Arrmanatha.
Pada 2017, nilai perdagangan Indonesia dengan Papua Nugini mencapai US$208,89 juta. Nilai ini meningkat cukup tinggi dibandingkan 2016, yang baru mencapai US$179,2 juta. Peningkatan interaksi pebisnis antara kedua negara juga akan menjadi fokus dalam pertemuan bilateral tersebut.