Logo ABC

Keluarga Korban Lion Air Jadi Rebutan Pengacara dari AS

Butuh hampir dua minggu untuk menemukan sisa-sisa korban kecelakaan Lion Air Murdiman (kiri).
Butuh hampir dua minggu untuk menemukan sisa-sisa korban kecelakaan Lion Air Murdiman (kiri).
Sumber :
  • abc

Tahun lalu, pengadilan AS memerintahkan pengacara dari firma hukum Ribbeck Law membayar 105.400 dolar kepada Boeing karena berkali-kali mengajukan permintaan "temuan" terhadap Boeing.

Pengadilan menyatakan Ribbeck Law telah menyalahgunakan gugatan-gugatannya sebagai alat publikasi di website mereka.

Wisner menuduh Ribbeck Law "menjual" klien mereka ke dua perusahaan AS lainnya, Colson Hicks Eidson dan Bartlett Chen, dan bukannya muncul di pengadilan.

"Begitulah cara orang-orang ini menghasilkan uang," katanya.

"Mereka datang ke tempat kejadian persis setelah kecelakaan. Mereka mengejar keluarga korban, berusaha mendaftar mereka sebanyak mungkin lalu lepas begitu saja," katanya.

"Mereka lalu menyerahkannya ke perusahaan lain dan menunggu uang masuk," ujar Wisner.

ABC menghubungi Colson Hicks Eidson dan Bartlett Chen, tetapi kedua firma hukum ini tidak memberi jawaban.

Von Ribbeck mengaku bekerja saja dengan kedua firma hukum itu menggugat Lion Air. Ketiga perusahaan ini, katanya, terdaftar pada kasus yang diajukan di Chicago.

Von Ribbeck membantah semua tuduhan terhadap firma hukumnya sebagai "berita palsu yang tak perlu ditanggapi serius".

Dia mengancam akan menuntut pidana pencemaran nama baik terhadap ABC di Indonesia dan bersikukuh membela tindakan yang dilakukan perusahaannya.

Website Ribbeck Law menyebut firma hukum ini "Sangat teguh meningkatkan keselamatan penumpang internasional dan mencari keadilan" bagi para korban kecelakaan udara.

Von Ribbeck menunjuk satu kasus mengenai kecelakaan pesawat di Miami Beach. Dalam kasus ini dia menyebut "kami berhasil" karena memenangkan gugatan senilai "50 juta dolar untuk 11 penumpang dari Bahama dalam waktu singkat - 11 bulan".

Kompensasi nyawa orang Indonesia lebih kecil