Negosiasi Alot, Uni Eropa Siap Tunda Brexit hingga Juli 2019

Ilustrasi Efek Domino jika Inggris keluar dari Uni Eropa.
Sumber :
  • www.thesun.co.uk

VIVA – Uni Eropa sedang mempersiapkan penundaan pencabutan keanggotaan Britania Raya dari Uni Eropa atau Brexit hingga setidaknya pada Juli 2019. Hal itu dilakukan setelah menyimpulkan bahwa Perdana Menteri Inggris Theresa May akan gagal mendapatkan kesepakatan melalui parlemen.

Mengingat Momen Mudik Maut di Brebes Exit Tahun 2016, Belasan Orang Tewas

Inggris seharusnya keluar dari Uni Eropa paling lambat pada 29 Maret 2019. Namun, Uni Eropa menilai hal itu belum mungkin dipenuhi mengingat oposisi domestik yang sedang dihadapi PM May dan permintaan perpanjangan Article 50 dalam beberapa pekan mendatang.

Article 50 merupakan sebuah perjanjian yang memberikan hak kepada negara anggota Uni Eropa untuk keluar secara sepihak dan menjabarkan prosedur untuk melakukannya. Kesepakatan ini memberi waktu bagi negara yang ingin keluar dari UE waktu selama dua tahun menegosiasikan kesepakatan keluar UE.

Resident in UK Can Only Buy Three Tomatoes, Peppers and Cucumbers

Pertemuan tingkat tinggi khusus untuk mendorong kembali hari Brexit diperkirakan segera diselenggarakan oleh Presiden Dewan UE, Donald Tusk, setelah permintaan Inggris diterima.

Para pejabat UE mengatakan, lamanya perpanjangan periode negosiasi yang diizinkan berdasarkan Article 50 akan ditentukan berdasarkan alasan yang diajukan May atas penundaan tersebut.

Tak Kunjung Dapat Pekerjaan, Thomas Tuchel Terancam Diusir dari Inggris

Perpanjangan waktu Brexit hingga Juli 2019 merupakan langkah pertama yang mungkin dilakukan dan memberi May waktu ekstra untuk merevisi serta meratifikasi kesepakatan setelah Downing Street atau kantor PM Inggris memiliki gagasan yang jelas.

"Jika PM memberi tahu kami bahwa ia membutuhkan lebih banyak waktu untuk memenangkan putaran parlemen untuk mencapai kesepakatan, perpanjangan teknis hingga Juli akan ditawarkan," kata seorang pejabat Uni Eropa, seperti diberitakan South China Morning Post, Senin 14 Januari 2019.

Selain itu, para pejabat UE mengatakan, apabila PM Inggris mengalami kekalahan di parlemen, maka UE akan mendengarkan dan memberikan semacam bimbingan mengenai langkah-langkah selanjutnya.

May karena itu harus memberikan pernyataan kepada parlemen tentang langkah selanjutnya. (art)  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya