- wired.com
VIVA – Topan Fani menyebabkan kerusakan yang cukup parah di Bangladesh. Lebih dari 1.000 rumah telah hancur dan hampir seluruh desa terendam di negara Asia Selatan tersebut.
Setidaknya lima orang tewas, 63 lainnya cedera dan lebih dari satu juta orang diungsikan ke tempat yang lebih aman. Direktur Departemen Meteorologi Bangladesh menegaskan ketakutan akan bencana besar sudah berakhir.
Dilansir dari BBC, Minggu 5 Mei 2019, topan itu turun dan menyapu timur laut dari India ke Bangladesh pada hari Sabtu, tetapi masih cukup kuat untuk menenggelamkan puluhan desa di pantai dataran rendah.
Kerusakan rumah juga terjadi di distrik Noakhali, di mana 30 orang terluka dan dua anak berusia 12 dan 2 tahun meninggal dunia. India juga mulai mengungsikan lebih dari satu juta orang ke tempat aman untuk menghindari topan Fani.
Pada tahun 1999, sebuah topan super di Teluk Benggala memporakporandakan pantai Orissa selama 30 jam dan menewaskan 10.000 orang.
Sejak itu sistem peringatan topan telah meningkat, sehingga mampu memberi otoritas setempat lebih banyak waktu untuk mengevakuasi orang. Ketua menteri Orissa mengatakan ini adalah salah satu evakuasi terbesar dalam sejarah manusia.
Panas Ekstrem Hingga 45 Derajat Celcius, Filipina dan Bangladesh Tutup Ribuan Sekolah
Asia Selatan dan Tenggara akan menghadapi cuaca panas lebih ekstrem. Gelombang panas juga membawa Filipina dan Bangladesh untuk menutup semua sekolah-sekolah.
