Menkes Chile Mundur karena Perbedaan Laporan Jumlah Korban COVID-19

Bendera Chile
Sumber :
  • Anadolu Agency

VIVA – Menteri Kesehatan Chile, Jaime Manalich, mengundurkan diri dari jabatannya pada Sabtu 13 Juni 2020, di tengah kontroversi mengenai jumlah korban virus Corona di negara itu. Pengunduran diri Malaich diumumkan oleh Presiden Chile, Sebastian Pinera.

Apel Pagi AQUA, Komitmen AQUA Pastikan Semua Produknya Aman dari Bromat

Pemerintah Chile sebenarnya sudah mengatakan kepada publik bahwa krisis kesehatan akibat COVID-19 telah merenggut lebih dari 3.000 nyawa sejak kasus pertama muncul pada 3 Maret 2020.

Namun, sebuah laporan pada Sabtu 13 Juni 2020, mengungkapkan bahwa Chile telah memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa jumlah korban tewas karena COVID-19 sebenarnya sudah mencapai angka 5.000.

Makan Burger dari Restoran Terkenal di Arab Saudi, 75 Orang Keracunan

Mengutip Channel News Asia, laporan tersebut berasal dari organisasi jurnalisme investigatif, CIPER, yang memperoleh salinan dokumen Kementerian Kesehatan Chile yang dikirim ke WHO.

Akibatnya, Manalich mendapat kecaman dari sejumlah pihak karena perbedaan laporan jumlah kematian oleh Kementerian Kesehatan Chile. Wakil Menteri Kesehatan, Paula Daza, akhirnya menjelaskan perbedaan jumlah tersebut.

Resmikan Pendidikan Dokter Spesialis, Jokowi: Banyak Keluhan dari Daerah

Dia mengatakan, angka yang lebih tinggi yang disajikan kepada WHO termasuk kematian yang dikonfirmasi dan diduga COVID-19. Sementara itu, laporan harian pemerintah Chile hanya mencerminkan kasus-kasus yang dikonfirmasi berdasarkan tes swab.

Hingga Jumat 12 Juni 2020, Chile telah melaporkan rekor infeksi baru dan kematian selama 24 jam. Tercatat pada hari itu, Chile mengalami tambahan 6.754 kasus dan 222 kematian.

"Situasi COVID-19 di negara Chile terus meningkat, terutama di wilayah metropolitan," kata pejabat senior Kementerian Kesehatan, Arturo Zuniga.

Kasus positif virus Corona di Chile semakin meningkat, meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah darurat sejak bulan Februari, termasuk tes yang luas dan penutupan perbatasan hingga sekolah. Bahkan, Chile menjadi negara Amerika Latin yang pertama dalam menerapkan pembatasan untuk menghambat penyebaran penularan COVID-19.

Ibu kota Santiago, dengan tujuh juta warganya telah diisolasi selama lebih dari sebulan yang lalu. Selain itu, hampir dari setengah populasi di Chile yang kini berjumlah 18 juta orang telah dikarantina dengan ketat.

Chile awalnya memberlakukan karantina selektif di daerah dengan lonjakan kasus virus corona yang tinggi. Tetapi, masih banyak warga miskin Chile yang terus bekerja karena kebutuhan ekonomi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya