Jelang Demonstrasi Besar, China Kirim Pasukan Militer ke Hong Kong

Truk-truk dan tank militer China ditempatkan di perbatasan wilayah Hong Kong
Sumber :
  • Video Independent

VIVA – China mengirimkan pasukan militer baru ke markas (garnisun) Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Hong Kong, beberapa hari sebelum para pengunjuk rasa berencana menggelar demonstrasi lebih besar di pusat kota.

Drone Bunuh Diri Iran Bombardir Suriah, Habisi Nyawa Warga Sipil

Media pemerintah China menyebut pergerakan pasukan pada dini hari Kamis hari ini sebagai kegiatan rutin, meskipun para diplomat Asia dan Barat telah memperkirakan gerakan militer PLA ke Hong Kong.

Dalam pernyataan PLA di Garnisun Hong Kong, kehadiran militer China disebut akan membuat kontribusi baru yang lebih besar untuk menjaga kemakmuran dan stabilitas Hong Kong. Laporan juga menyebut, militer telah menyelesaikan rotasi pasukan rutin di Hong Kong dengan pasukan udara, darat dan maritim telah memasuki wilayah tersebut.

Amerika: Pasukan Israel Takkan Mampu Habisi Hamas!

"Garnisun Hong Kong dari Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok melakukan rotasi ke 22 anggotanya pada dini hari Kamis," demikian dilaporkan media Xinhua, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 29 Agustus 2019.

"Disetujui oleh Komisi Militer Pusat, langkah tersebut adalah rotasi tahunan rutin yang sejalan dengan UU Republik Rakyat Tiongkok," tulis pernyataan itu.

Biadab, Tentara Israel Hancurkan Puluhan Rumah Badui di Gurun Negev

Para pengamat memperkirakan jumlah garnisun Hong Kong antara 8.000 sampai 10.000 pasukan yang terpecah antara pangkalan-pangkalan di China selatan dan jaringan bekas barak tentara Inggris di Hong Kong.

China mengecam dengan protes dan menuduh Amerika Serikat serta Inggris mencampuri urusannya di Hong Kong. China juga telah mengirimkan peringatan yang jelas bahwa intervensi paksa dimungkinkan terjadi.

Selain itu, pemimpin Hong Kong Carrie Lam juga tidak mengesampingkan kemungkinan pemerintahannya dapat meminta bantuan kekuatan darurat untuk memadamkan protes. Dia mengatakan bahwa kekerasan telah menjadi lebih serius tapi yakin pemerintah masih bisa menangani krisis itu sendiri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya