Netanyahu Versus Gantz di Pemilu Israel, Siapa Paling Kuat

PM Israel Benyamin Netanyahu
Sumber :
  • Jerusalem Post

VIVA – Israel akan menggelar pemilu putaran keduanya pada tahun ini, Selasa, 17 September 2019. Yang berhadap-hadapan adalah Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu yang merupakan calon petahana dan Benny Gantz.

Protes Meluas di Universitas Spanyol, Mahasiswa Minta Putus Hubungan dengan Israel

Apa saja hal-hal yang layak diketahui dari Pemilu Israel kali ini?

Pertama, Benyamin Netanyahu didukung oleh Partai Likud yang memang dipimpin Netanyahu tersebut. Sementara itu, rivalnya adalah Benny Gantz, mantan panglima militer Israel yang maju pemilu didukung oleh Partai Biru dan Putih sebagaimana dikutip dari Jerusalem Post.

Terima Ancaman, Badan Bantuan PBB untuk Palestina Tutup Kantornya di Yerusalem Timur

Kedua, diperlukan setidaknya 61 kursi untuk bisa diberikan mandat membentuk pemerintahan. Presiden Israel Reuven Rivlin akan menentukan kandidat mana yang paling layak membentuk pemerintahan yang juga didasarkan pada hasil pemilu.

Ketiga, baik partai Kiri maupun Kanan tampaknya akan membutuhkan kursi yang dimiliki Partai Yisrael Beiteinu agar bisa mencapai kursi setidaknya 61 tersebut. Oleh karena itu, figur partai tersebut Avigdor Liberman bisa dianggap sebagai penentu "king maker".

Amerika: Pasukan Israel Takkan Mampu Habisi Hamas!

Sebelumnya, Liberman menolak bergabung dengan pemerintah dengan posisi tawar memiliki lima kursi. Pada pemilu putaran kedua ini, partainya menargetkan akan memperoleh delapan atau sembilan kursi.

Keempat, polling final memang menunjukkan bahwa petahana Netanyahu diprediksi bisa mencapai angka minimal tersebut termasuk bila berkoalisi. Namun, diperkirakan masih ada undecided voters yang bisa berubah pilihannya pada hari pemilihan.

Kelima, pada putaran kedua pemilu kali ini tak ada lagi kamera yang disebar oleh Partai Likud di area polling dan tempat pemungutan suara. Pada pemilu April lalu, hingga 1.200 kamera tersembunyi disebar yang sebagian besar ditempatkan di TPS dengan komunitas Arab.

Alasannya, penempatan kamera perlu demi menghindari penipuan dan manipulasi suara. Namun hal tersebut menuai kritik khususnya dari para aktivis demokrasi.

Keenam, PM Netanyahu menggulirkan janji kampanye yang mengejutkan negara-negara Arab dan dunia. Netanyahu menyampaikan rencana mengokupasi seluruh Tepi Barat termasuk Lembah Yordan dan bagian utara Laut Mati. Hal tersebut demi menarik simpati kaum konservatif kanan yang keras merespons Palestina. Atas hal tersebut Liga Arab dan PBB sudah menyatakan protes.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya