Logo BBC

Vladimir Putin Berpeluang jadi Presiden Terus hingga 2036

Vladimir Putin menunggang kuda saat liburan di Siberia Selatan pada Agustus 2009 silam.-Getty Images
Vladimir Putin menunggang kuda saat liburan di Siberia Selatan pada Agustus 2009 silam.-Getty Images
Sumber :
  • bbc

Aksi unjuk rasa ini adalah yang terbesar di Rusia sejak 1990-an.

Pada saat yang sama muncul Arab Spring dan `revolusi berwarna` di negara-negara tetangga, yang membangkitkan kenangan 1989.

Putin memandang aksi protes ini sebagai kendaraan bagi negara-negara Barat untuk merongrong Rusia.

Perubahan gaya, walau tampilan belaka, diperlukan. Putin lantas bereksperimen dengan liberalisme. Dia menyerukan desentralisasi politik dan janji kepada daerah-daerah untuk mengendalikan ekonomi mereka dengan lebih leluasa.

Kata `reformasi` diumbar dalam setiap pidato, namun gerakan ini hanya sesaat. Begitu ancaman usai, strategi itu tak lagi dipakai.

Unjuk kekuatan di Krimea


Getty Images
Vladimir Putin - di depan foto Tsar Nicholas II - selalu mengawasi kawasan dekat wilayah Rusia.


Kevakuman kekuasaan pasca-revolusi di Ukraina memberikan celah bagi Putin untuk bermanuver.

Pendudukan Krimea secara cepat pada Februari 2014 adalah kemenangan terbesar Putin sejauh ini dan pukulan telak bagi Barat.

Rusia telah menunjukkan kekuatannya dalam mengambil alih wilayah negara tetangga selagi dunia menyaksikan dan gagal mencegahnya.

Putin punya kekuatan yang cukup untuk menyulitkan Barat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sejak momen itu dia bisa memimpin, menentukan laju, dan menentukan hubungan Rusia dengan Barat.

Krimea adalah serangan terbesar Rusia, namun itu bukan satu-satunya kejadian.

Selama berpuluh tahun, Putin mempraktikkan ekspansi politik Rusia di wilayah terdekat—negara-negara merdeka yang muncul setelah Uni Soviet runtuh dan masih dianggap Rusia sebagai wilayah alaminya, seperti terjadi dalam konflik Georgia (2008).

Mengeksploitasi titik lemah Barat: Suriah


Getty Images
Presiden Vladimir Putin berpidato di hadapan para tentara di Moskow menyusul aneksasi di Krimea.


Putin mampu memanfaatkan kurang lekatnya negara-negara Barat dalam urusan politik luar negeri dan mengubah kelemahan tersebut menjadi keuntungannya.