Arab Saudi Tangkap Ulama Kondang Syekh Abdullah Basfar

Ulama Arab Saudi Syekh Abdullah Basfar
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Otoritas Arab Saudi dikabarkan telah menangkap Syekh Abdullah Basfar, salah seorang ulama, dosen dan pembaca Alquran terkenal di seluruh dunia Islam. Berdasarkan informasi yang diungkap akun Twitter Prisoners of Conscience, Syekh Basfar ditangkap pada Agustus lalu. 

Lowongan Masinis Perempuan di Saudi Dibanjiri 28 Ribu Pelamar

"Kami mengkonfirmasi penahanan Syekh Dr Abdullah Basfar sejak Agustus 2020," tulis akun Prisoners of Conscience dilansir middleeastmonitor, Selasa, 8 September 2020. Sayangnya, akun tersebut tidak menjelaskan lebih rinci kapan, di mana dan terkait apa Syekh Basfar ditangkap. 

Syekh Basfar merupakah seorang profesor di Departemen Sharia dan Islamic Studies di King Abdul Aziz University di Jeddah. Ia juga mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Kitab dan Sunnah Dunia.

Sosok Kriangkrai, PRT Sebabkan Sejarah Berdarah Thailand-Arab Saudi

Baca juga: Batal Dihukum Mati, Lima Pembunuh Jamal Khashoggi Dipenjara 20 Tahun

Laporan tentang penahanan Syekh Basfar bertepatan dengan laporan tentang penahanan Syekh Saud Al-Funaisan, yang ditangkap pada bulan Maret.

Arab Saudi-Thailand Berselisih 30 Tahun karena PRT Pangeran

Al-Funaisan adalah seorang profesor universitas dan mantan dekan fakultas Syariah di Universitas Al-Imam di Riyadh.

Namun, beberapa orang memuji penahanan ini sebagai bagian dari tindakan keras terhadap ekstremisme di kerajaan tersebut, berdasarkan rencana Putra Mahkota Saudi Mohamed Bin Salman untuk menghapus identitas agama Arab Saudi.

Tetapi sejumlah besar warga Saudi mengungkapkan kemarahan mereka atas penahanan tersebut. Surat kabar online Rai Al Youm mengungkapkan, mengutip seorang warga Saudi di Twitter: "Ulama yang kita butuhkan ada di penjara."

Akun Twitter warga Saudi lainnya yang dilaporkan oleh Rai Al Youm mem-posting: "Ulama kami ditahan secara sewenang-wenang, sementara orang-orang sepele menikmati kebebasan dan menyebarkan korupsi di negara ini. Ini adalah kampanye terbuka untuk menyingkirkan Islam dan menyebarkan kejahatan di tanah Haramain."

Sejak 2017, ketika Putra Mahkota mengambil alih kekuasaan, dia telah menindak ulama, jurnalis, akademisi, dan aktivis dunia maya atas pandangan kritis mereka tentang cara dia memerintah negara dan rencananya membawa perubahan bagi Saudi. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya