Logo DW

Ngozi Okonjo-Iweala, Perempuan Pertama yang Akan Memimpin WTO

Fabrice Coffrini/AFP
Fabrice Coffrini/AFP
Sumber :
  • dw

Ketika Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tengah menghadapi berbagai tantangan dan krisis, ada secuil sejarah yang ditorehkan. Untuk pertama kali dalam sejarahnya, WTO akan dipimpin seorang perempuan. Ngozi Okonjo-Iweala, 66 tahun, sekaligus akan menjadi warga Afrika pertama yang mengepalai lembaga dunia yang bermarkas di Jenewa, Swiss, itu.

Masa jabatan empat tahun mantan Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri Nigeria ini sekaligus akan menjadi masa penuh tantangan. Perdagangan dunia sedang menghadapi krisis pandemi corona, proteksionisme makin menguat, ditambah dengan konflik perdagangan dan perebutan dominasi pasar, terutama antara dua adidaya ekonomi dunia: Amerika Serikat (AS) dan China.

Ngozi Okonjo-Iweala akan menggantikan Roberto Azevedo yang sudah mengundurkan diri pada Agustus 2020. Ketika mencari penggantinya, Presiden AS Donald Trump sebelumnya memblokir pencalonan kandidat dari Nigeria itu. Namun, suasana politik kini berubah dengan penggantinya, Joe Biden. Ngozi Okonjo-Iweala memang masih harus mendapat konfirmasi dari Dewan WTO. Para diplomat mengatakan hal itu akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Pejabat WTO dengan segudang pengalaman

Dalam beberapa putaran pemilihan sebelumnya, Ngozi Okonjo-Iweala memang keluar sebagai kandidat terkuat di antara tujuh orang yang mencalonkan diri. Hari Jumat lalu (5/2), pesaing terakhirnya, Yoo Myung-hee dari Korea Selatan, menarik diri dari pencalonan dan melapangkan jalan ahli ekonomi lulusan universitas bergengsi Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) ini.

Biro Perdagangan AS sekarang memujinya sebagai tokoh yang "kaya pengalaman dan pengetahuan ekonomi serta diplomasi internasional". Mantan Menteri Perdagangan Costa Rica Anabel Gonzalez menyebutnya sebagai "pribadi yang mengagumkan".

Mantan koleganya juga percaya dia cocok untuk posisi itu. "Ngozi adalah salah satu orang yang paling memenuhi syarat untuk posisi yang dia perjuangkan", kata Dr. Shamsudeen Usman, mantan Menteri Perencanaan Nasional Nigeria kepada DW.