Tolak Hukuman Mati, Menteri Taiwan Mundur

VIVAnews - Menteri Kehakiman Taiwan, Wang Ching-feng, mengundurkan diri dari jabatannya Kamis 11 Maret 2010. Pengunduran diri itu dilakukan menyusul kontroversi eksekusi hukuman mati bagi narapidana di Taiwan.

Demo May Day, Said Iqbal Sebut Mensesneg Pratikno Bakal Terima Perwakilan Buruh

Presiden Ma Ying-jeou dan Perdana Menteri Wu Deng-yih pada Kamis malam waktu setempat mengatakan telah menerima pengunduran diri Wang.

Seperti dikutip dari laman Taiwan News, dua hari sebelum mundur Wang menolak menandatangani perintah eksekusi hukuman bagi 44 narapidana, yang sudah mendapat vonis mati di pengadilan. Sejak Desember 2005, belum ada satupun hukuman mati terlaksana di Taiwan.

Pengunduran diri Wang dilakukan beberapa jam setelah seorang pejabat senior mengatakan bahwa perempuan menteri itu tidak akan mundur terkait kontroversi tersebut. Wakil Menteri Kehakiman, Wu Chen-hwan, dalam konferensi pers sebelum pengunduran diri Wang mengatakan bahwa Wang akan menunggu hingga keputusan pengadilan terkait vonis mati tersebut keluar.

Wu juga mengatakan bahwa sebelum Pengadilan Konstitusional mengeluarkan keputusan, Departemen Kehakiman tidak akan melaksanakan eksekusi hukuman mati. Wang ingin agar vonis mati itu dicabut. Langkah Wang dianggap terlalu progresif bagi pemerintahan Nasionalis pimpinan Presiden Ma Ying-jeou.

Sejak Rabu, Wang mendapat kritik dan kecaman karena tegas mengatakan bahwa dia menentang vonis mati. Menurut Wang, lebih baik dia "masuk neraka" dan mengundurkan diri daripada harus melaksanakan hukuman mati sepanjang masa jabatannya sebagai menteri kehakiman.

Ilustrasi tidur.

Tak Boleh Kurang atau Lebih, Waktu Tidur Ternyata Berpengaruh pada Kondisi Mental

Meskipun setiap hari mengonsumsi makanan bergizi, jika kebutuhan tidur tidak terpenuhi, maka tubuh bisa mudah sakit karena menurunnya imunitas. Maka harus tidur cukup.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024