WHO Tidak Bisa Paksa China Berikan Data Asal Mula COVID-19

Virus corona
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin 7 Juni 2021 mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memaksa China untuk memberikan lebih banyak data mengenai asal mula COVID-19.

Honda Vario 125 Versi Gambot Resmi Meluncur, Segini Harganya

Badan PBB itu juga akan mengusulkan studi yang diperlukan untuk memahami dimana virus muncul ke "tingkat berikutnya."

Didesak oleh wartawan tentang bagaimana WHO akan "mendesak" China supaya lebih terbuka, Direktur Program Kedaruratan, Mike Ryan, saat konferensi pers mengatakan bahwa "WHO tidak memiliki kuasa untuk memaksa siapa pun mengenai hal ini."

Istana Sebut Nama-nama Anggota Pansel KPK Akan Diumumkan Bulan Ini

"Kami sangat mengharapkan kerja sama, masukan dan dukungan dari seluruh negara anggota dalam upaya itu," kata Ryan, seperti dilaporkan Reuters.

Ada teori yang berlawanan: bahwa virus melompat dari hewan, kemungkinan dimulai dengan kelelawar, ke manusia, atau bahwa virus berasal dari salah satu laboratorium di Wuhan, China. Anggota tim investigasi sumber COVID-19 WHO yang bertolak ke China awal tahun ini mengaku tidak mendapatkan akses ke semua data, sehingga terus memicu perdebatan atas keterbukaan dari negara tersebut.

Mobil Listrik Wuling Laku Keras di PEVS 2024

Sebelumnya, desakan untuk menyelidiki asal-usul COVID-19 kembali digaungkan oleh Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memerintahkan kepada komunitas intelijen AS untuk melipatgandakan upayanya dalam menyelidiki asal-usul pandemi COVID-19 dan melaporkan kembali kepadanya dalam 90 hari, seperti dilansir Guardian, Kamis, 27 Mei 2021.

Perintah itu muncul setelah laporan intelijen AS menemukan beberapa peneliti di Institut Virologi Wuhan China jatuh sakit pada November 2019 dan harus dirawat di rumah sakit. Laporan baru ini memicu tekanan publik pada Biden untuk menyelidiki lebih dalam asal-usul virus Corona dan bagaimana virus pertama kali ditularkan pada manusia.

"Saya sekarang telah meminta komunitas intelijen untuk melipatgandakan upaya mereka untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dapat membawa kita lebih dekat ke kesimpulan yang pasti, dan melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari. Sebagai bagian dari laporan itu, saya telah meminta area penyelidikan lebih lanjut yang mungkin diperlukan, termasuk pertanyaan spesifik untuk China," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Rabu. (Antara/Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya