Logo BBC

Napak Tilas Para Perempuan Penjelajah yang Terlupakan

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Mengikuti jejak para perempuan penjelajah pemberani dalam sejarah, Elise Wortley berharap dapat mendapatkan pencerahan dari para petualang ini dan menginspirasi generasi baru.

Pada 1911, mantan penyanyi opera Prancis dan lulusan sarjana beragama Buddha, Alexandra David-Neel membuat janji kepada suaminya.

Dia berjanji akan kembali dalam 18 bulan dan memulai apa yang nantinya berakhir sebagai ekspedisi hebat yang berlangsung selama 14 tahun menyusuri Asia menuju kota terlarang Lhasa. Dia bersumpah "menunjukkan yang bisa dilakukan seorang perempuan".

David-Neel berjalan melalui Himalaya pada musim dingin membeku. Dia tidur di atas hamparan salju dan disebut-sebut memakan kulit sepatu botnya guna mencegah rasa lapar.

Dia pada akhirnya juga menyamar sebagai pengemis demi menyelinap ke ibukota Tibet pada tahun 1924, pada usia 55 tahun.

Dengan melakoni semua itu, David-Neel menjadi perempuan Eropa pertama yang memasuki Lhasa, yang kemudian tertutup dari dunia luar.

Namun David-Neel tetap menjadi penjelajah yang kurang dikenal, tidak seperti petualang tersohor macam Ernest Shackleton dan Edmund Hillary yang namanya telah diabadikan dalam buku-buku sejarah dan diajarkan di sekolah-sekolah.

Sebagian besar perempuan penjelajah seperti David-Neel, Nan Shepherd, dan Freya Stark telah dilupakan atau diabaikan, meskipun mereka mencapai prestasi yang bahkan hingga saat ini terlihat mencengangkan.

David-Neel menulis tentang petualangan itu dalam buku My Journey to Lhasa, yang menggambarkan kebahagiaannya dalam "perjalanan menuju misteri ketinggian yang belum dijelajahi ini, sendirian dalam keheningan yang luar biasa, mencicipi manisnya kesendirian dan ketenangan".

Buku itu akan terus menginspirasi para perempuan petualang, termasuk penjelajah zaman modern Elise Wortley, yang membaca buku itu ketika dia berusia 16 tahun di Colchester, Essex.

"Kisahnya secara menyeluruh benar-benar membuat saya berimajinasi Saya selalu memiliki pikiran untuk mengikuti jejaknya," kata Wortley kepada saya.