Korsel Catat Rekor Kasus Kematian Akibat COVID-19, Omicron Membayangi

COVID-19 di Korea Selatan.
Sumber :
  • bbc.com

VIVA – Korea Selatan mencatat rekor baru kasus kematian akibat COVID-19 pada Kamis 23 Desember 2021, ketika para pejabat memperingatkan bahwa varian Omicron yang sangat menular bisa segera menjadi jenis yang dominan.

Cek Fakta: Timnas Indonesia Dicoret AFC Gegara Suap Wasit

Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Selatan telah bergulat dengan melonjaknya infeksi dan kematian, setelah secara signifikan melonggarkan pembatasan pada awal November, sebagai bagian dari upaya untuk kembali ke keadaan normal sebelum pandemi.

Dilansir dari CNA, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan melaporkan rekor 109 orang meninggal dalam periode 24 jam terakhir. Sehingga jumlah total kematian akibat pandemi di negara itu menjadi 5.015. Dikatakan jumlah pasien dalam kondisi serius atau kritis juga mencapai angka tertinggi baru 1.083.

Pernah Jadi Kontroversi, Pose Song Joong Ki di Karpet Merah Baeksang Awards jadi Sorotan

Badan tersebut mengatakan bahwa tambahan 6.919 orang telah dites positif terkena virus corona, sehingga kasus nasional menjadi 589.978. Dikatakan pihak berwenang juga telah mengonfirmasi 12 kasus lagi dari varian omicron, sehingga totalnya menjadi 246.

Varian delta saat ini menyumbang sebagian besar kasus yang baru dilaporkan di Korea Selatan, tetapi itu bisa segera berubah.

Daftar Lengkap Pemenang Baeksang Art Awards ke-60

Pejabat kesehatan senior Lee Sang-won mengatakan awal pekan ini bahwa ada kemungkinan varian Omicron akan menjadi jenis yang dominan di Korea Selatan dalam satu atau dua bulan. Jaehun Jung, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Gachon di Korea Selatan, juga mengatakan bahwa “(tingkat) infeksi yang berarti yang disebabkan oleh Omicron dapat terjadi di negara kita pada bulan Februari atau Maret.”

Khawatir dengan lonjakan infeksi dan kematian baru yang memecahkan rekor, Korea Selatan pada hari Sabtu memberlakukan kembali aturan jarak terberatnya, seperti pembatasan empat orang pada pertemuan pribadi, dan jam malam pada jam 9 malam di restoran dan kafe.

Kebijakan pembatasan sosial kembali diberlakukan dipicu kewaspadaan akan lonjakan pasien COVID-19 yang dapat membanjiri rumah sakit, dan membebani perawatan kesehatan negara.

Menteri Kesehatan Korea Selatan, Kwon Deok-cheol, mengatakan pada hari Rabu bahwa Korea Selatan berada pada "titik kritis" karena bahaya sistem medisnya mencapai batas pertumbuhan. Dia mengatakan terobosan infeksi dan penularan di antara orang-orang yang tidak divaksinasi bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah pasien yang sakit kritis, yang katanya jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan pemerintah sebelumnya ketika melonggarkan pembatasan jarak pada awal November.

Menurut data pemerintah, 36 orang telah meninggal di rumah atau fasilitas kesehatan saat menunggu tempat tidur pasien antara 28 November hingga 18 Desember. Data lain menunjukkan bahwa hingga Rabu, sekitar 80 persen tempat tidur pasien di unit perawatan intensif untuk pasien COVID-19 di Korea Selatan telah terisi.

Kwon mengatakan pemerintah berencana untuk mengamankan ribuan tempat tidur baru dan membangun kapasitas untuk menangani 10.000 kasus baru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya