Warga Israel dan Yahudi Diminta Tinggalkan Ukraina, Sekarang Juga!

Israel Naftali Bennett (kanan) dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid (kiri).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Gil Cohen-Magen

VIVA – Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid memperingatkan warganya berada di Ukraina agar segera keluar dari negara tersebut. Peringatan disampaikan karena Israel mungkin tidak dapat memberikan bantuan kepada warganya yang masih berada di Ukraina, jika permusuhan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina pecah pada Minggu ini, seperti yang diperkirakan banyak orang.

Prabowo Suarakan Solidaritas untuk Palestina, Soroti Standar Ganda Negara Barat

"Ada kehadiran Yahudi (warga Yahudi) yang sangat besar di sana dan kami berhubungan dengan mereka melalui kedutaan," kata Lapid pada sebuah pernyataan dilansir Israelhayom, Senin, 14 Februari 2022.

"Akan ada 31 penerbangan ke Israel dalam Minggu mendatang dan mungkin bahkan lebih. Ada kesempatan singkat untuk mengeluarkan orang Israel sebelum keadaan menjadi rumit," sambungnya

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Yair Lapid menegaskan bahwa pemerintah berkewajiban untuk membantu orang Israel dan Yahudi dimanapun berada.

Kekhawatiran berbagai negara mengenai warganya yang masih berada di Ukraina, bermula dari Amerika Serikat yang mengatakan pada hari Minggu 13 Februari 2022, bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja.

Rusia Makin Gencar Menyerang, AS Janji Secepatnya Akan Kirim Senjata ke Ukraina

"Kami tidak dapat memprediksi hari dengan sempurna, tetapi kami sekarang telah mengatakan untuk beberapa waktu bahwa kami berada di jendela untuk melihat, dan invasi dapat dimulai, aksi militer besar dapat dimulai oleh Rusia di Ukraina kapan saja sekarang," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada CNN.

Selain itu, AS membuat dalih mengejutkan untuk serangan ketika kanselir Jerman Olaf Scholz bersiap untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk mencoba meredakan krisis.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan agar Rusia mengurangi ketegangan, dan memperingatkan sanksi jika Moskow memang menyerang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya