Rusia Tuding Ukraina Punya Senjata Nuklir Teknologi Soviet

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
Sumber :
  • Twitter @mfa_russia

VIVA – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Ukraina masih memiliki teknologi nuklir Uni Soviet. Menurut Lavrov, bahaya nyata ini harus direspon Moskow dengan mengambil semua langkah untuk mencegah munculnya penggunaan senjata nuklir di Ukraina.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Tudingan itu disampaikan Lavrov pada pertemuan perlucutan senjata di markas PBB, Jenewa pada hari Selasa, 1 Maret 2022. Dalam pidatonya secara daring, Sergei Lavrov menyalahkan Kiev atas krisis tersebut, memperingatkan bahwa mereka mencoba merakit senjata nuklir.

"Saya dapat meyakinkan Anda, Rusia sebagai anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional ... mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah munculnya senjata nuklir dan teknologi terkait di Ukraina," kata Lavrov dilansir CNA, Rabu, 2 Maret 2022.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

"Ukraina masih memiliki teknologi Soviet dan sarana pengiriman senjata semacam itu," kata Lavrov kepada Konferensi Perlucutan Senjata yang berbasis di Jenewa dalam pidato yang direkam sebelumnya. "Kita tidak bisa gagal untuk menanggapi bahaya nyata ini."

Pidato yang disampaikan Lavrov di Jenewa itu hanya sedikit yang mendengarkan, karena banyak diplomat, termasuk Prancis dan Inggris melakukan aksi walk-out untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina.
 
Mereka berdiri melingkar di luar pertemuan selama pidato Lavrov, sambil memegang bendera Ukraina.

Wamenhan Rusia Ditangkap Atas Dugaan Korupsi

"Penting untuk menunjukkan sikap solidaritas dengan teman kami Ukraina," kata Yann Hwang,
Duta Besar Prancis untuk Konferensi Perlucutan Senjata PBB

Diketahui, Lavrov yang merupakan diplomat kawakan Rusia, telah dijadwalkan untuk pergi ke Jenewa untuk membahas pelucutan senjata yang terkait dengan PBB dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB secara langsung pada hari Selasa.

Tetapi, pertemuan tersebut dibatalkan pada menit terakhir, karena Moskow menyalahkan sanksi larangan terbang Rusia yang dijatuhkan oleh negara-negara Uni Eropa. Sebaliknya, Lavrov menambahkan Rusia siap bekerja sama dengan AS mengenai stabilitas bersama, sambil menyindir Uni Eropa memilih jalan sanksi daripada dialog dengan Rusia. 

Rusia telah menjadi paria internasional sejak meluncurkan invasi skala penuh enam hari lalu.

Pada pertemuan yang sama, Menteri Luar Negeri Ukraina menuduh Rusia melakukan kejahatan perang melalui penembakan di negaranya dan menyerukan pertemuan khusus untuk membahas agresi Rusia dan senjata pemusnah massal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya