Logo ABC

Timtim: Dituduh Kopassus Bartolomeus Diduga Disiksa Militer Australia

Bartolomeus Ulu yang dituduh sebagai anggota TNI dari satuan elit Kopassus sempat ditahan selama sebulan oleh pihak Australia di Timor Timur. (Four Corners: Fence Tonis)
Bartolomeus Ulu yang dituduh sebagai anggota TNI dari satuan elit Kopassus sempat ditahan selama sebulan oleh pihak Australia di Timor Timur. (Four Corners: Fence Tonis)
Sumber :
  • abc

"Kami dipukul, ditendang, diinjak. Jika kami tidak duduk dengan benar, mereka akan menendang kami," katanya.

"Militer tidak boleh ditendang, disiksa. Seharusnya mereka hanya mengambil informasinya," katanya.

Mantan petugas hukum INTERFET, David Freeman, yang tidak diajak berkonsultasi dan tidak tahu apa-apa tentang interogasi Bartolomeus atau Celestino mengatakan: "Kita tidak berhak menginterogasi anggota TNI."

"Mereka adalah pasukan dari negara berdaulat. Indonesia menyetujui permintaan PBB yang telah memungkinkan kita berada di sana untuk melaksanakan mandat PBB," jelas Freeman.

Dia mengatakan sesuai kebijakan INTERFET, seseorang hanya boleh ditahan karena dicurigai melakukan kegiatan kriminal atau menjadi ancaman keamanan.

"Nasihat hukum dan perintah saya adalah, setelah kita mengetahui orang itu bukan ancaman keamanan dan dia tidak melakukan pelanggaran pidana, dia seharusnya dibebaskan dengan cara yang pantas, sopan, dan diplomatis," jelasnya.

Perintah dari Jenderal Cosgrove

Dokumen rahasia yang dilihat oleh Four Corners menunjukkan Sir Peter Cosgrove, komandan INTERFET saat itu, berulang kali memerintahkan agar Bartolomeus Ulu dan dan Celestino De Andrade ditahan, menolak masukan dari petugas hukum yang merekomendasikan pembebasan mereka.

Menurut laporan tahanan, pada setiap kesempatan kedua pria itu, "tidak ditemukan bukti perbuatan kriminal ... tidak ada kepentingan intelijen".

Dalam sebuah pernyataan kepada Four Corners, Sir Peter mengatakan orang-orang itu ditahan bukan karena "perbuatan kriminal" melainkan karena adanya "kecurigaan bahwa mereka adalah TNI menyebabkan keresahan tentang hubungan antara milisi dan TNI di Timor Timur".