Pidato Emosional Biden soal Kekerasan Senjata Beruntun Melanda AS

Presiden AS Joe Biden saat berpidato dari East Room, Gedung Putih
Sumber :
  • AP Photo/Evan Vucci

VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memohon kepada anggota parlemen pada Kamis 2 Juni 2022 untuk segera mengambil tindakan terhadap kekerasan dengan senjata yang sedang melanda negara itu.

Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala

Melansir dari Channel News Asia, Jumat 3 Juni 2022, Biden juga menyerukan larangan senjata serbu seperti yang digunakan pelaku dalam penembakan massal di Texas, dan negara bagian New York.

Biden menyampaikan pidato tersebut selama 17 menit, dan seruan terbarunya untuk undang undang senjata api harus lebih keras lagi. Dalam pidato tersebut, terlihat ada 56 lilin yang menyala berjajar di sepanjang koridor di belakangnya, lilin tersebut mewakili negara nagian dan teritori AS yang menderita akibat kekerasan senjata.

AS Kirim 25 Ribu Makanan Siap Saji ke Jalur Gaza Melalui Udara

Lokasi penembakan di Tulsa, AS pada Rabu 1 Juni 2022

Photo :
  • Ian Maule/Tulsa World via AP

“Berapa banyak lagi pembantaian yang mau kita terima?” tanya presiden dalam pidatonya, yang disampaikan dengan nada marah dan terkadang nyaris berbisik.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

“Kita tidak bisa mengecewakan rakyat Amerika lagi,” tambahnya.

Biden juga mengutuk penolakan mayoritas senator Republik untuk mendukung undang-undang yang lebih keras sebagai hal yang tidak masuk akal.

“Setidaknya, anggota parlemen harus menaikkan usia (pemilik), di mana senjata serbu dapat dibeli oleh masyarakat AS yang berusia 21 tahun. Satu langkah untuk membantu mengekang kekerasan yang merajalela yang telah mengubah sekolah dan rumah sakit menjadi ladang pembantaian,” ujarnya.

Dia juga mendesak mereka untuk mengambil langkah-langkah termasuk memperkuat pemeriksaan latar belakang, melarang megasin berkapasitas tinggi, dan mengamanatkan penyimpanan senjata api yang aman dan memastikan produsen senjata untuk bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan dengan produk mereka.

“Selama dua dekade terakhir, lebih banyak anak sekolah yang tewas, daripada gabungan petugas polisi dan militer yang bertugas. Pikirkan itu,” katanya.

Undang-undang yang didesak oleh Biden, bertolak belakang dengan partai Republik. Anggota parlemen Republik sebagian besar menentang undang-undang senjata yang lebih ketat.

Sembilan senator setidaknya sudah bertemu pada minggu ini untuk membahas tanggapan terhadap penembakan massal yang telah mengejutkan negara itu. Kelompok tersebut akan berfokus pada keamanan sekolah, memperkuat layanan kesehatan mental.

Diketahui penembakan massal terjadi beruntun hanya hitungan pekan bahkan hari di sejumlah wilayah di AS. Penembakan yang terjadi baru-baru ini dan makan korban jiwa antara lain di Buffalo New York, Texas, Oklahoma dan kemarin di Iowa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya