Rumah dan Usaha Warga Muslim India Dihancurkan, Protes Massa Meletup

Pelajar Muslim India protes atas persekusi dan penghancuran rumah-rumah Muslim
Sumber :
  • AP Photo/Manish Swarup

VIVA – Protes telah menyebar di banyak kota di India mengutuk pembongkaran rumah-rumah dan usaha bisnis milik Muslim. Disebutkan bahwa demonstrasi tersebut perlawanan atas penggunaan buldoser untuk menghancurkan rumah para aktivis dari kelompok minoritas.

Jeep Wrangler Facelift Meluncur, Segini Harganya

Pada Minggu 12 Juni 2022, pihak berwenang di negara bagian utara, Uttar Pradesh mengendarai buldoser untuk meruntuhkan rumah Javed Ahmad.

Penghancuran rumah-rumah tersebut dilakukan usai aksi protes umat Muslim yang berubah menjadi aksi kekerasan dan kerusuhan pada Jumat 10 Juni 2022. Ahmad mengikuti protes tersebut dan polisi menangkap Ahmad pada Sabtu 11 Juni 2022.

Ini Dia Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Bisa Angkut 235 Orang Sekaligus

Protes yang meluas di India dipicu oleh pernyataan menghina tentang Islam dan Nabi Muhammad baru-baru ini yang dibuat oleh dua juru bicara Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP).

Sebagai tindakan tegas, partai itu menangguhkan salah satu dari mereka dan mengeluarkan pernyataan langka yang mengatakan "sangat mencela penghinaan terhadap kepribadian agama mana pun."

Suzuki Siap Jual Motor Listrik Murah dengan Desain Retro, Intip Bocorannya

Melansir dari AP, Kamis 16 Juni 2022, buldoser juga menghancurkan properti pengunjuk rasa di dua kota lain di Uttar Pradesh pekan lalu. 

Pada bulan April 2022, pihak berwenang di New Delhi menggunakan buldoser untuk menghancurkan toko-toko milik Muslim beberapa hari setelah kekerasan komunal. Saat itu, pihak berwenang mengamankan puluhan orang. Insiden serupa juga telah dilaporkan di negara bagian lain.

“Pembongkaran tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap norma dan etika konstitusional,” ujar Nilanjan Mukhopadhyay, spesialis politik nasionalis Hindu dan penulis biografi Modi pada Rabu 15 Juni 2022.

Pada Selasa 14 Juni 2022, 12 orang terkemuka, termasuk mantan hakim dan pengacara Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi, mengirim surat kepada hakim agung India.

Mereka mendesak untuk mengadakan sidang tentang pembongkaran ilegal dan suatu bentuk hukuman di luar hukum kolektif. Mereka juga menuduh pemerintah Uttar Pradesh menekan perbedaan pendapat dengan menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

Dua orang yang menegikuti aksi protes tersebut juga meninggal karena luka tembak dalam bentrokan dengan polisi pada hari Jumat di Ranchi, ibu kota negara bagian Jharkhand.

Beberapa negara mayoritas Muslim juga mengkritik pernyataan tersebut, dan pengunjuk rasa di Bangladesh menyerukan boikot produk India, membuat pemerintah India berebut untuk menahan reaksi diplomatik.

Kekerasan meningkat terhadap Muslim oleh nasionalis Hindu yang didorong oleh sikap diam Modi secara teratur atas serangan semacam itu sejak ia terpilih sebagai Perdana Menteri India pada 2014 silam.

Selama akhir pekan, Kepala Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath mengatakan kepada otoritas negara bagian untuk menghancurkan bangunan ilegal milik orang-orang yang terkait dengan protes hari Jumat. Protes itu pihak kepolisian menangkap lebih dari 300 orang.

Pada hari Minggu, buldoser mengubah rumah Ahmad menjadi puing-puing setelah pihak berwenang mengklaim itu dibangun secara ilegal, yang dibantah oleh pengacara dan keluarga Ahmad.

“Kalau pembangunannya ilegal, kenapa tidak ada tindakan lebih awal? Mengapa pemerintah menunggu sampai kerusuhan terjadi?”  tanya Shaukat Ali dari All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen, salah satu partai politik di sana.

Para pejabat mengatakan pembongkaran hanya menargetkan bangunan ilegal, tetapi kelompok hak asasi manusia dan kritikus mengatakan bahwa hal tersebut adalah upaya untuk melecehkan dan meminggirkan umat Muslim di India.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya