Pertemuan Menlu ASEAN di Phnom Penh, Isu Kesehatan dan Pangan Krusial

Venue ASEAN Foreign Minister's Meeting ke-55 di Phnom Penh, Kamboja
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Pertemuan para menteri luar negeri (Menlu) negara-negara ASEAN di Phnom Penh, Kamboja berlangsung pada Selasa, 3 Agustus 2022. Dalam pertemuan tersebut, para menlu negara ASEAN lebih awal membahas mengenai isu kesehatan dan kerja sama pangan.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

“Masalah kesehatan harus terus menjadi perhatian kerja sama ASEAN", kata Menlu RI Retno Marsudi.

Hal ini disampaikan oleh Retno dalam Pertemuan Pleno 55th ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) yang diselenggarakan hari ini.

Kecuali Indonesia, Wakil ASEAN Terseok-seok di Piala Asia U-23: Vietnam Babak Belur

“Tantangan kesehatan tetap akan ada ke depan. Oleh karena itu memastikan kesiapan ASEAN untuk mengatasi tantangan kesehatan saat ini dan di masa mendatang sangat penting artinya," ujar Menlu Retno Marsudi dikutip dari situs resmi Kemlu, Rabu 3 Agustus 2022.

Selain itu Retno juga menyampaikan bahwa mekanisme ASEAN yang ada saat ini harus dipergunakan secara maksimal. Termasuk mempercepat operasionalisasi dan menjamin ketersediaan dana untuk ASEAN Centre for Public Health Emergency and Emerging Diseases (ACPHEED). Diketahui ACPHEED memiliki pilar pencegahan, deteksi dan respons.

Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania

ACPHEED akan memiliki pusat di masing-masing negara seperti Indonesia, Thailand dan Vietnam. Saat ini sedang dibahas modalitas pembentukan ACPHEED di tiga negara. 

Retno juga memberikan masukan pentingnya ASEAN untuk memberikan perhatian terhadap isu ketahanan pangan yang terjadi di ASEAN.

Mekanisme Kawasan untuk lebih memperkuat ketahanan pangan penting untuk diperkuat, khususnya dengan negara-negara ASEAN Plus Three yakni APT (RRT, Jepang, Korea Selatan).

Dalam hal ini Indonesia telah menyampaikan concept notes mengenai pentingnya memperkuat APTERR (ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve Agreement) yang mengusulkan peningkatan jumlah earmarked stok beras dari negara ASEAN Plus Three serta penambahan jenis komoditas pangan dalam APTERR.  

“Mencermati tantangan dunia saat ini, upaya memperkuat kapasitas dan efektivitas institusional ASEAN sangat penting artinya," kata Menlu Retno Marsudi.

Oleh karena itu terkait hal tersebbut maka kerja High Level Task Force (HLTF) on ASEAN Community Post 2025 Vision menjadi sangat kritikal. Sekjen ASEAN melaporkan bahwa HLTF telah melakukan pertemuan dua kali dan telah mulai membahas Strengthening ASEAN's Capacity and Institutional Effectiveness.

Hasil kerja HLTF sendiri nantinya akan dilaporkan dalam KTT ASEAN bulan November 2022 mendatang. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya