Terungkap Kesepakatan MBS dengan Jenderal AS sebelum Khashoggi Tewas

Pangeran MBS saat berada di Istana Elysee Paris bertemu dengan Presiden Macron
Sumber :
  • AP Photo/Lewis Joly

VIVA Dunia – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS) dan lembaga siber yang dipimpin oleh Saud Al-Qahtani menandatangani kesepakatan pada awal 2018 dengan mantan kepala Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Keith Alexander disebut untuk membantu de facto Kerajaan dalam pembunuhan jurnalis keturunan Saudi Jamal Khashoggi.

ISPA Menjadi Ancaman Utama Bagi Jamaah Haji Indonesia

Penguasa melatih generasi berikutnya dari peretas Saudi untuk menghadapi musuh-musuhnya, menurut laporan Intercept.

Melansir dari Middle East Monitor, Rabu, 28 September 2022, Kerajaan Teluk telah menjadi tujuan yang menguntungkan bagi pensiunan jenderal dan pejabat intelijen senior AS.

Penting, 10 Tips Agar Jemaah Haji Tak Tersesat di Arab Saudi

Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Keterampilan dan keahlian pejabat dan intelijen AS telah membuatnya sangat diminati oleh Arab Saudi karena rezim otoriter di kawasan itu menghadapi ancaman keamanan yang terus meluas.

Pemimpin Muslim Berpengaruh di Dunia Sebut Islamofobia Berawal dari Kesalahpahaman

IronNet didirikan oleh jenderal bintang empat AS. Perusahaan menandatangani kesepakatan dengan Pangeran Mohammad bin Salman College of Cyber ??Security, Artificial Intelligence and Advanced Technologies pada sebuah upacara di Washington, DC. Perguruan tinggi itu didirikan untuk melatih agen intelijen siber Saudi.

Pangeran Mohammad bin Salman.

Photo :
  • SAUDI KINGDOM COUNCIL

Ada sejumlah upaya untuk meningkatkan kemampuan dunia maya kerajaan yang bertepatan dengan kampanye kejam terhadap kritikus pangeran di luar negeri.

Pada saat yang sama, kolumnis Washington Post dan kritikus terkemuka dari Arab Saudi yakni seorang jurnalis Jamal Khashoggi menerima serangkaian pesan ancaman termasuk salah satunya dari Al-Qahtani.

Keluarga dan rekan dekat Khashoggi juga menemukan malware yang ditanamkan secara elektronik di smartphone mereka.

Qahtani disebut-sebut sebagai dalang pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018, di Konsulat Saudi di Istanbul.  

Menurut laporan, mantan penasihat pengadilan kerajaan berhubungan dengan para pembunuh melalui Skype untuk menghina jurnalis itu sebelum pembunuhannya. Dia dikatakan telah memberi tahu tim seperti, "Bawakan saya kepala anjing itu." 

Khashoggi dibunuh dan kemudian dipotong-potong dengan gergaji tulang di Istanbul, Turki saat dia mendatangi Konsulat Saudi di sana.

Intercept mengungkapkan bahwa perjanjian IronNet terkait dengan dugaan dalang pembunuhan Khashoggi tidak tercantum di situs webnya. Tidak diketahui apakah hubungan bisnis itu masih bertahan, atau sejauh mana itu pernah terjadi.  

Hubungan Arab Saudi menurut mantan karyawan IronNet, sebagian besar diselimuti kerahasiaan bahkan terhadap orang di dalam perusahaan.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan AS lainnya dengan rekrutan dari Angkatan Udara AS, Angkatan Darat dan NSA, juga menjual spyware cyber ke kerajaan.

Kekhawatiran telah mencuat atas pejabat AS yang punya kepentingan perdagangan mereka di Kerajaan Teluk. Misalnya setelah sekelompok peretas Amerika yang pernah bekerja untuk badan intelijen AS membantu UEA memata-matai pembawa acara BBC.com, koordinator Al Jazeera dan tokoh media Arab terkemuka lainnya.

Mantan Duta besar AS untuk Qatar Dana Shell Smith juga pernah mengutuk praktik tersebut.

"Orang-orang dengan keahlian ini seharusnya tidak dapat secara sadar atau tidak sadar merusak kepentingan AS atau bertentangan dengan nilai-nilai AS," kata Smith saat itu. Dia menyerukan Washington untuk mengawasi peretas yang dilatih pemerintah AS secara lebih efektif setelah mereka meninggalkan komunitas intelijen secara resmi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya