Transkrip Lengkap Pidato Putin Usai Mencaplok 4 Wilayah Ukraina

Presiden Vladimir Putin (tengah) saat umumkan 4 wilayah Ukraina kini punya Rusia
Sumber :
  • TASS via Russian Embassy

VIVA Dunia – Kedutaaan Besar (Kedubes) Rusia di Jakarta merilis pidato Presiden Rusia Vladimir Putin setelah Rusia melakukan referendum di 4 wilayah Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, wilayah Zaporozhye dan wilayah Kherson.

Diketahui setelah beberapa hari melakukan referendum, Rusia mengklaim bahwa sebagian besar rakyat di wilayah tersebut ingin masuk ke Rusia. Kini wilayah tersebut dianggap Putin menjadi wilayah kekuasaannya dan dia sudah meneken dokumen masuknya wilayah tersebut. Selain itu untuk merayakannya, Kremin dan Moskow juga mengadakan konser.

Pidatonya kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berikut isinya sebagaimana dibagikan Kedubes Rusia di Jakarta pada Senin, 3 Oktober 2022.

Persiapan konser Red Square Moskow yang menyambut wilayah hasil referendum

Photo :
  • AP Photo/Alexander Zemlianichenko

"Yang Saya hormati warga Rusia, warga Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, penduduk wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, para wakil Duma Negara, dan senator Federasi Rusia!

Seperti yang telah Anda ketahui bahwa di Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, WilayahZaporozhye dan Wilayah Kherson telah diadakan referendum. Sudah dapat ditarik kesimpulan dan hasilnya telah diketahui. Orang-orang telah menentukan pilihan mereka, pilihan yang jelas.

Hari ini kami menandatangani kesepakatan tentang penerimaan Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, WilayahZaporozhye dan Wilayah Kherson sebagai bagian Rusia. Saya yakin Majelis Federal Rusia akan mendukung undang-undang konstitusional tentang penerimaan dan pembentukan di Rusia empat wilayah baru, empat subjek baru Federasi Rusia, karena ini merupakan kehendak jutaan orang.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya

Photo :
  • Gavriil Grigorov, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

Dan tentu saja ini adalah hak mereka, hak mereka yang tidak dapat dirampas, yang tercantum dalam pasal pertama Piagam PBB, yang secara langsung berbicara tentang prinsip prinsip persamaan hak dan penentuan nasib sendiri masyarakat.

Saya ulangi: ini adalah hak seseorang yang tidak dapat dirampas, ini didasarkan pada kesatuan sejarah, demi hal itulah generasi nenek moyang kita menang, merekalah leluhur Rusia Kuno selama berabad-abad menciptakan dan membela Rusia. Di sini, di Novorossia, Rumyantsev, Suvorov dan Ushakov berjuang, mereka mendirikan kota-kota baru Catherine II dan Potemkin. Di sinlah kakek, maupun kakek buyut kita berjuang sampai titik darah penghabisan selama Perang Patriotik Raya.

Kami akan senantiasa mengenang para pahlawan "musim semi Rusia", mereka yang tidak pantang mundur dengan kudeta neo-Nazi di Ukraina pada tahun 2014, semua orang yang mati demi hak untuk berbicara bahasa asli mereka, melestarikan budaya, tradisi, keyakinan, hak untuk hidup. Mereka adalah para pejuang Donbass, para martir "Odessa Khatyn", para korban serangan teroris tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Kiev. Mereka adalah sukarelawan dan milisi, mereka adalah warga sipil, anak-anak, wanita, orang tua, orang Rusia, orang Ukraina, orang-orang yang memiliki suku bangsa berbeda. Dia adalah pemimpin nyata Donetsk Alexander Zakharchenko, mereka adalah komandan militer Arsen Pavlov dan Vladimir Zhoga, Olga Kochura dan Alexei Mozgovoy, dia adalah jaksa dari Republik Lugansk Sergey Gorenko. Mereka adalah penerjun payung Nurmagomed Gadzhimagomedov dan semua prajurit dan perwira kami yang gugur dengan gagah berani selama berlangsungnya operasi militer khusus. Mereka adalah pahlawan. Pahlawan Rusia agung. Dan untuk mengenang jasa mereka, Saya meminta Anda dengan mengheningkan cipta sejenak.

Yang melatarbelakangi pilihan jutaan penduduk di Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, Wilayah Zaporozhye dan Wilayah Kherson adalah takdir kita untuk bersama dan sejarah seribu tahun. Ikatan spiritual ini diwariskan leluhur kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Terlepas dari semua cobaan yang dihadapi selama bertahun-tahun, namun tidak menghapus cinta mereka untuk Rusia. Dan tidak ada yang bisa menghapus perasaan ini dalam diri kita. Itulah sebabnya baik generasi tua maupun generasi muda, mereka yang lahir setelah tragedi runtuhnya Uni Soviet, mereka memilih persatuan kita, demi masa depan kita bersama.

Pada tahun 1991, di Belovezhskaya Pushcha, tanpa menanyakan kehendak warga biasa, perwakilan dari elit partai saat itu memutuskan untuk meruntuhkan Uni Soviet, dan orang-orang tiba-tiba menemukan diri mereka terputus dari tanah air mereka. Hal ini benar-benar mencerai beraikan, juga memecah-belah komunitas rakyat kita, sehingga menjadi bencana nasional. Sama halnya terhadap perbatasan antar republik-republik Soviet yang dibelah di belakang layar setelah revolusi, begitu pula dengan para pemimpin terakhir Uni Soviet, mereka menghancurkan negara besar kita, bertentangan dengan kehendak langsung mayoritas orang dalam referendum 1991, menghadapkan rakyat pada kenyataan.

Saya akui bahwa mereka bahkan tidak sepenuhnya memahami apa yang mereka lakukan dan apa konsekuensi yang akan ditimbulkan. Tapi hal ini sudah tidak penting lagi. Uni Soviet sudah tidak ada lagi, masa lalu pun tidak akan kembali. Ya, dan Rusia saat ini juga sudah tidak membutuhkannya lagi, kami tidak mengejar itu. Tetapi tidak ada yang lebih kuat dari tekad jutaan orang yang menurut budaya, kepercayaan, tradisi, bahasa mereka, menganggap diri mereka bagian dari Rusia, yang nenek moyangnya hidup dalam satu negara selama berabad-abad. Tidak ada yang lebih kuat dari tekad orang-orang ini untuk kembali ke Tanah Air mereka yang sejati dan bersejarah.

Deretan Negara yang Dianggap Paling Siap Hadapi Perang Dunia 3

Selama delapan tahun, orang-orang di Donbass menjadi sasaran genosida, penembakan dan blokade, sedangkan di Kherson dan Zaporozhye mereka mencoba memupuk kebencian terhadap Rusia dengan cara kriminal, untuk semua hal yang berbau Rusia, rezim Kiev mengancam dengan kekerasan, hukuman mati bagi para guru sekolah, wanita yang bekerja di komisi pemilihan, mengintimidasi dengan represi jutaan orang yang datang untuk mengekspresikan keinginan mereka. Tetapi rakyat Donbass, Zaporozhye, dan Kherson tidak putus asa untuk menyatakan suara mereka.

Saya ingin otoritas Kiev dan majikan mereka yang sesungguhnya di Barat untuk mendengar Saya, sehingga semua orang dapat mengingat apa yang Saya akan sampaikan: para warga Lugansk dan Donetsk, Kherson dan Zaporozhye menjadi warga negara kita untuk selamanya.

Rusia, China dan Iran Mulai Satukan Kekuatan, AS Sebut Mereka sebagai Sumber Kejahatan

Kami menyerukan kepada rezim Kiev agar segera melakukan gencatan senjata atas semua operasi militer dan peperangan yang dilancarkan sejak tahun 2014 dan kembali ke meja perundingan. Kami siap melakukan ini dan kami telah menyampaikannya lebih dari sekali. Tapi kami tidak akan membahas pilihan rakyat Donetsk, Lugansk, Zaporozhye dan Kherson, mereka sudah menjatuhkan pilihan, Rusia tidak akan mengkhianatinya. (Tepuk tangan.) Dan saat ini keinginan bebas rakyat harus dihormati oleh otoritas Kiev, tidak ada jalan lain. Inilah satu-satunya jalan menuju perdamaian.

Kami akan melindungi tanah air kami dengan semua kekuatan dan sarana yang kami miliki, kami akan melakukan segalanya untuk memastikan agar rakyat kami memiliki kehidupan yang aman. Ini adalah misi pembebasan besar rakyat kita.

Dapat Duit Rp989 Triliun dari AS, Presiden Ukraina Langsung Tulis di Sosmed: Terima Kasih AS

Tentu saja, kami pasti akan membangun kembali kota-kota dan pemukiman, perumahan, sekolah, rumah sakit, teater dan museum yang hancur, memulihkan dan mengembangkan perusahaan industri, pabrik, infrastruktur, sistem jaminan sosial, pensiun, kesehatan dan pendidikan.

Tentu saja, kami akan bekerja untuk meningkatkan tingkat keamanan. Bersama-sama kita akan memastikan bahwa warga di wilayah baru dapat merasakan dukungan dari seluruh rakyat Rusia, seluruh negara, semua republik, semua wilayah Tanah Air kita yang luas. (Tepuk tangan.)

Teman-teman dan kolega yang Saya hormati!

Hari ini Saya ingin berbicara kepada para prajurit dan perwira yang  turut berpartisipasi dalam operasi militer khusus, para pejuang Donbass dan Novorossiya, kepada mereka yang bergabung dengan jajaran Angkatan Bersenjata setelah dekrit tentang mobilisasi parsial diumumkan untuk memenuhi tugas patriotik mereka, kepada mereka yang datang sendiri ke kantor komisariat militer atas panggilan hati mereka. Saya juga ingin menyampaikan kepada orang tua, istri, dan anak-anak mereka, memberi tahu mereka apa yang diperjuangkan rakyat kita, musuh apa yang sedang kita hadapi, musuh yang melemparkan dunia ke dalam perang dan krisis baru, mengambil keuntungan berdarah mereka dari tragedi ini.

Rekan-rekan sebangsa, saudara dan saudari kita di Ukraina – kerabat dari rakyat kita yang masih satu kesatuan - dengan mata dan kepalanya sendiri melihat apa yang sedang dipersiapkan oleh lingkaran penguasa Barat untuk seluruh umat manusia. Justru di sinilah mereka akhirnya membuka kedoknya dan sifat asli mereka terkuak.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Barat memutuskan bahwa dunia, juga kita semua, harus mematuhi perintahnya untuk selamanya. Ketika pada tahun 1991, Barat mengira bahwa setelah guncangan yang dihadapi Rusia saat itu, ia tidak akan pernah pulih dan akan runtuh dengan sendirinya. Ya, itu memang hampir terjadi - kita ingat tahun 90-an, tahun 90-an yang mengerikan, lapar, dingin dan keputusasaan. Tetapi Rusia selamat, lahir kembali, menjadi kuat kembali, balik lagi mengambil tempat yang terhormat di dunia.

Di saat yang bersamaan, Barat selalu mencari dan terus mencari peluang baru untuk memukul kita, melemahkan dan menghancurkan Rusia, seperti yang selalu mereka impikan, untuk memecah-belah negara kita, mengadu domba rakyat satu sama lain, menjerumuskan mereka ke dalam kemiskinan dan kepunahan. Mereka terusik oleh fakta bahwa ada negara yang begitu besar di dunia, begitu luas wilayahnya, begitu melimpah kekayaan alamnya, sumber dayanya, dengan rakyatnya yang tidak akan bisa dan tidak akan hidup berdasarkan perintah orang lain.

Barat siap untuk menempuh semua cara demi melestarikan sistem neo-kolonial yang memungkinkannya menjadi parasit, pada kenyataannya, untuk menjarah dunia melalui kekuasaan dolar dan kediktatoran teknologi, untuk mengumpulkan upeti nyata dari umat manusia, untuk menyadap sumber utama kemakmuran yang belum mereka peroleh, membayar sewa hegemoni. Mempertahankan sewa ini adalah motif utama mereka, motif asli dan benar-benar mementingkan diri sendiri. Itulah sebabnya desovereignization total menjadi kepentingan mereka. Dari sinilah timbul agresi mereka terhadap negara-negara berdaulat, terhadap nilai-nilai tradisional dan budaya asli mereka, upaya untuk merusak proses internasional dan integrasi yang terjadi di luar kendali mereka, mata uang dunia baru dan pusat-pusat pengembangan teknologi. Bagi mereka sangat penting agar semua negara menyerahkan kedaulatan mereka guna mendukung Amerika Serikat.

Ada beberapa elite penguasa negara bahkan secara sukarela melakukan ini, secara sukarela setuju untuk menjadi pengikut; yang lain dengan disuap, diintimidasi. Dan jika tidak berhasil, mereka akan menghancurkan seluruh negara tersebut, meninggalkan bencana kemanusiaan, kemiskinan, reruntuhan, jutaan nasib manusia yang hancur, kehancuran, kantong teroris, zona bencana sosial, protektorat, koloni dan semi-koloni. Mereka tidak peduli yang penting mereka mendapatkan keuntungan mereka sendiri.

Saya ingin menekankan sekali lagi: justru dalam keserakahan, dalam niatan untuk mempertahankan kekuatannya yang tidak terbatas, justru terdapat alasan sebenarnya untuk perang hibrida yang dilakukan oleh "Barat secara kolektif" melawan Rusia. Mereka tidak menginginkan kita bebas, tetapi mereka ingin melihat kita sebagai koloni. Mereka tidak menginginkan kerja sama yang setara, tetapi merampok. Mereka ingin melihat kita bukan sebagai masyarakat bebas, tetapi sebagai sekumpulan budak tak berjiwa.

Bagi mereka yang menjadi ancaman langsung adalah pemikiran dan filosofi kita, dan karena itu mereka mengganggu para filsuf kita. Budaya dan seni kita berbahaya bagi mereka, jadi mereka mencoba melarangnya. Perkembangan dan kemakmuran kita juga merupakan ancaman bagi mereka - persaingan semakin meningkat. Mereka tidak membutuhkan Rusia sama sekali, kitalah yang membutuhkannya. 

Saya ingin mengingatkan Anda bahwa klaim dominasi dunia di masa lalu telah dihancurkan lebih dari sekali oleh keberanian dan ketahanan rakyat kita. Rusia akan selalu menjadi Rusia. Kami akan terus mempertahankan nilai-nilai kami dan Tanah Air kami.

Barat mengandalkan kekebalan hukum, untuk lolos dari segalanya. Faktanya, memang hingga saat ini ini memang selalu lolos. Kesepakatan di bidang keamanan strategis terbang ke keranjang sampah; kesepakatan yang dicapai di tingkat politik tertinggi dinyatakan palsu; janji tegas mereka untuk tidak memperluas NATO ke timur, segera setelah para mantan pemimpin kita mempercayai mereka, langsung berubah menjadi tipu daya yang kotor; perjanjian tentang pertahanan anti-rudal dan rudal jarak menengah dan pendek telah dilanggar secara sepihak dengan dalih yang dibuat-buat.

Dari berbagai penjuru terdengarnya: Barat berusaha menjaga ketertiban berdasarkan aturan. Dari mana aturan mereka berasal? Bahkan siapa yang pernah melihat aturan ini? Siapa yang menyetujuinya? Tolong dengarkan, ini hanya semacam omong kosong, tipu muslihat belaka, standar ganda atau bahkan sudah standar tiga! Hanya dirancang untuk orang bodoh.

Rusia adalah kekuatan milenium yang hebat, negara beradab dan tidak akan hidup dengan aturan palsu dan curang seperti itu. (Tepuk tangan.)

Inilah yang disebut Barat yang telah menginjak-injak prinsip perbatasan yang tidak dapat diganggu gugat, dan sekarang memutuskan atas kebijaksanaannya sendiri siapa yang berhak menentukan nasib sendiri dan siapa yang tidak, siapa yang tidak layak. 

Mengapa mereka mengambil keputusan seperti itu, siapa yang memberi mereka hak seperti itu? -  tidak jelas. Sepertinya mereka sendiri.

Itulah sebabnya pilihan orang-orang di Krimea, di Sevastopol, di Donetsk, Lugansk, Zaporozhye dan Kherson memicu kemurkaan di dalam diri mereka. Barat tidak memiliki hak moral untuk mengevaluasinya, bahkan untuk menyeletuk tentang kebebasan demokrasi. Tidak dan tidak pernah terjadi!

Elite Barat tidak hanya menyangkal kedaulatan nasional dan hukum internasional. Hegemoni mereka memancarkan dengan nyata karakter totalitarianisme, despotisme dan apartheid yang menonjol. Mereka dengan berani membagi dunia menjadi pengikut mereka ke dalam apa yang disebut “negara beradab” dan ke semua yang lain, yang, menurut rencana rasis Barat saat ini, harus ditambahkan ke daftar orang barbar dan biadab. Label palsu - "negara nakal", "rezim otoriter" – sudah disiapkan, mereka menstigmatisasi seluruh bangsa dan negara, dan tidak ada yang baru dalam hal ini. Tidak ada yang baru dalam hal ini: elit Barat mereka tidak berubah dan tetap seperti itu – menjadi kolonialis (penjajah). Mereka mendiskriminasi, membagi rakyat menjadi kelas pertama dan kelas lainnya.

Kami tidak pernah menerima dan tidak akan pernah menerima nasionalisme politik dan rasisme seperti itu. Dan apa itu Russophobia yang sekarang menyebar ke seluruh dunia, jika bukan rasisme? Apa itu jika bukan rasisme, keyakinan mutlak Barat bahwa peradaban mereka, budaya neoliberal adalah model yang tak terbantahkan bagi seluruh dunia? "Mereka yang tidak bersama kita berarti musuh kita." Terdengarnya pun aneh.

Bahkan pertobatan atas kejahatan sejarah mereka sendiri sedang digeser oleh elit Barat kepada semua orang, menuntut warga negara mereka dan orang lain untuk mengakui apa yang tidak ada hubungannya sama sekali, misalnya, selama periode penaklukan kolonial.

Penting untuk diingat jika Barat memulai kebijakan kolonialnya sejak Abad Pertengahan lalu kemudian diikuti dengan perdagangan budak dunia, genosida suku-suku asli Indian di Amerika, penjarahan India, Afrika, lalu perang Inggris dan Prancis melawan Cina, akibatnya ia terpaksa membuka pelabuhannya untuk perdagangan opium. Apa yang mereka lakukan adalah menjerumuskan satu bangsa pada narkotika dengan sengaja memusnahkan seluruh kelompok etnis demi tanah dan sumber dayanya, melakukan perburuan nyata terhadap manusia seperti pada binatang. Ini bertentangan dengan hakikat manusia, kebenaran, kebebasan dan keadilan.

Dan kami, ya kami bangga bahwa pada abad ke-20 negara kamilah yang memimpin gerakan anti-kolonial, yang membuka peluang bagi banyak orang di dunia untuk berkembang guna mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan, mengatasi kelaparan dan penyakit.

Saya tekankan bahwa salah satu alasan Russophobia yang sudah berabad-abad, kebencian terbuka dari para elite Barat ini terhadap Rusia adalah karena kami tidak membiarkan diri kami dirampok selama periode penaklukan kolonial, kami memaksa orang-orang Eropa untuk berdagang demi keuntungan bersama. Hal ini dapat tercapai dengan menciptakan negara terpusat yang kuat di Rusia, yang berkembang dan diperkuat dengan nilai-nilai moral agung Ortodoksi, Islam, Yudaisme, dan Buddha, dengan budaya Rusia dan bahasa Rusia yang terbuka untuk semua.

Sudah diketahui bahwa rencana mengintervensi Rusia dibuat berulang kali, mereka mencoba menggunakan Masa Kekacauan (Time of Troubles) pada awal abad ke-17 dan periode pergolakan setelah 1917 namun mereka gagal. Barat masih berhasil merebut kekayaan Rusia pada akhir abad ke-20, ketika negara saat itu dihancurkan. Saat itu kami disebut sebagai teman dan mitra, tetapi kenyataannya mereka memperlakukan kami seperti koloni - triliunan dolar disedot ke luar negeri dengan berbagai skema. Kita masih mengingat semuanya, tidak ada yang kita lupakan.

Dan hari ini, rakyat Donetsk dan Lugansk, di Kherson dan Zaporozhye telah menyatakan dukungan untuk pemulihan kesatuan sejarah kita. Terima kasih! (Tepuk tangan.)

Negara-negara Barat telah mengatakan selama berabad-abad bahwa mereka membawa kebebasan dan demokrasi kepada orang lain. Kenyataannya semuanya justru sebaliknya: dengan dalih demokrasi yang terjadi adalah penindasan dan eksploitasi; bukannya kebebasan yang didapat melainkan perbudakan dan kekerasan. Seluruh tatanan dunia unipolar secara inheren anti-demokrasi dan tidak bebas, penuh tipu daya dan kemunafikan.

Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di dunia yang telah menggunakan senjata nuklirnya sebanyak dua kali, menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Padahal, mereka jugalah yang membuat preseden.

Izinkan juga untuk Saya mengingatkan kepada Anda bahwa Amerika Serikat, bersama dengan Inggris selama Perang Dunia II, telah mengubah kota Dresden, Hamburg, Cologne, dan banyak kota Jerman lainnya menjadi reruntuhan. Dan ini dilakukan secara demonstrative tanpa adanya keperluan militer, Saya ulangi lagi: tanpa keperluan militer mendesak. Hanya ada satu tujuan: seperti kasus bom nuklir di Jepang, untuk mengintimidasi, juga mengintimidasi negara kita dan seluruh dunia.

Amerika Serikat meninggalkan bekas yang mengerikan pada ingatan rakyat Korea dan Vietnam dengan pengeboman "karpet" barbar, penggunaan napalm dan senjata kimia.

Hingga saat ini, mereka justru menduduki Jerman, Jepang, Republik Korea dan negara-negara lain, di saat yang sama secara sinis menyebut mereka sebagai sekutu yang setara. Coba, Saya ingin mengetahui aliansi macam apa ini? Seluruh dunia tahu bahwa para pemimpin negara-negara tersebut selalu diawasi, orang-orang pertama dari negara-negara ini dipasangi alat penyadap tidak hanya di kantor, tetapi juga di tempat tinggal. Ini benar-benar memalukan. Memalukan bagi mereka yang melakukan hal ini dan bagi mereka yang diperlakukan bagaikan budak, diam dan tanpa perlawanan menerima perlakuan ini.

Perintah dan teriakan kasar dengan penghinaan kepada pengikut mereka yang dinamakan solidaritas Euro-Atlantik, mengembangkan senjata biologis, melakukan eksperimen pada orang-orang hidup, termasuk di Ukraina dianggap penelitian medis yang mulia.

Justru dengan kebijakan destruktif, perang, dan penjarahan, merekalah yang memprovokasi gelombang besar arus migrasi saat ini ini. Jutaan orang menderita akibat perampasan, pelecehan, ribuan jiwa gugur, berusaha untuk sampai ke Eropa.

Sekarang mereka mengekspor roti dari Ukraina. Ke mana itu dikirim? dalih mereka adalah "menyediakan ketahanan pangan untuk negara-negara termiskin di dunia"? Kemana perginya? Semuanya pergi ke negara-negara Eropa yang itu-itu juga. Dari sana, hanya lima persen yang dikirim ke negara-negara termiskin di dunia. Lagi-lagi penipuan dan dilakukan secara langsung.

Elite Amerika, pada kenyataannya, menggunakan tragedi orang-orang ini untuk melemahkan pesaing mereka, untuk menghancurkan negara-negara kebangsaan. Hal ini juga berlaku untuk Eropa, ini juga berlaku untuk identitas Perancis, Italia, Spanyol dan negara-negara lain yang memiliki sejarah panjang.

Washington menuntut semakin banyak sanksi terhadap Rusia, dan sebagian besar politisi Eropa setuju dengan hal ini. Mereka sebenarnya memahami dengan jelas bahwa Amerika Serikat, mendorong penolakan penuh Uni Eropa terhadap operator energi dan sumber daya Rusia lainnya, secara praktis menggiring kepada deindustrialisasi Eropa, yang nantinya untuk mengambil alih pasar Eropa secara penuh – mereka sebenarnya memahami segalanya, para elit ini adalah orang Eropa, mereka mengerti segalanya, tetapi lebih suka melayani kepentingan orang lain. Ini bukan lagi perbudakan, tetapi pengkhianatan langsung terhadap rakyat mereka sendiri. Tapi ya itu urusan mereka, semoga Tuhan Memberkati.

Tetapi sanksi bagi Anglo-Saxon dirasa masih kurang, mereka telah beralih ke sabotase – sulit untuk dipercaya, tetapi ini benar - dengan mengatur ledakan di pipa gas internasional Nord Stream yang membentang di sepanjang dasar Laut Baltik, mereka sebenarnya mulai menghancurkan wadah infrastruktur energi Eropa. Semestiya kan sudah jelas, siapa yang mendapat manfaat dari ini. Siapa pun yang diuntungkan, tentu saja dia melakukannya.

Dikte AS dibangun berdasarkan kekerasan, yaitu hukum kekerasan. Terkadang dibalut dalam bungkusan indah, tetapi terkadang hadir tanpa pembungkus, namun esensinya sama - yaitu hukum kekerasan. Oleh karena itu penyebaran dan pemeliharaan ratusan pangkalan militer di seluruh penjuru dunia, perluasan NATO, upaya untuk menyatukan aliansi militer baru seperti AUKUS dan sejenisnya. Pekerjaan aktif juga sedang dilakukan untuk menciptakan hubungan militer-politik antara Washington-Seoul-Tokyo. Semua negara yang memiliki atau berusaha untuk memiliki kedaulatan strategis sejati dan mampu menantang hegemoni Barat secara otomatis termasuk dalam kategori musuh.

Di atas prinsip-prinsip inilah doktrin militer AS dan NATO dibangun dengan membutuhkan dominasi total. Terhadap rencana neo-kolonial mereka, disajikan Elit Barat dengan cara yang sama munafiknya, bahkan seakan menuntut perdamaian, mereka berbicara tentang menahan diri atau penggunaan kata licik semacam itu, lalu mereka berkelana dari satu strategi ke strategi lainnya, tetapi pada kenyataannya, hanya berarti satu hal - merusak pusat-pusat pembangunan yang berdaulat.

Kami telah mendengar tentang penahanan Rusia, Cina, Iran. Saya percaya bahwa negara-negara lain di Asia, Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, serta mitra dan sekutu Amerika Serikat saat ini, berada di urutan berikutnya. Kami tahu: apa pun yang tidak mereka sukai, mereka juga menjatuhkan sanksi meskipun terhadap sekutu mereka – pertama terhadap satu bank, lalu terhadap bank lainnya; nanti untuk satu perusahaan, kemudian untuk yang lain. Ini adalah praktik yang sama, dan akan meluas. Mereka menargetkan semua orang, termasuk tetangga terdekat kita - negara-negara CIS.

Pada saat yang sama, Barat jelas dan telah lama menganggap angan-angannya sebagai kenyataan. Jadi, saat mereka memulai sanksi blitzkrieg terhadap Rusia, mereka percaya bahwa sekali lagi mereka akan mampu membangun seluruh dunia di bawah komando mereka. Tetapi, ternyata, prospek cerah seperti itu tidak berhasil membuat semua orang bergairah - kecuali mungkin mereka yang menjadi masokis politik dan pengagum bentuk hubungan internasional ‘non-tradisional’  lainnya. Sebagian besar negara-negara menolak untuk menjadi tameng dan memilih cara kerja sama yang wajar dengan Rusia.

Barat jelas tidak mengharapkan pembangkangan seperti itu dari mereka. Mereka hanya membiasakan diri bertindak menurut pola yang ada, yaitu meraup segala sesuatunya dengan pemerasan, penyuapan, intimidasi, dan meyakinkan diri sendiri bahwa cara-cara ini akan berhasil selamanya, seolah-olah telah mendarah daging dan membeku di masa lalu.

Rasa percaya diri semacam itu adalah produk langsung tidak hanya dari konsep terkenal eksklusivitas seseorang - meskipun ini, tentu saja, cukup mengejutkan - tetapi juga dari "kelaparan informasi" yang nyata di Barat. Mereka menenggelamkan kebenaran dalam lautan mitos, ilusi, dan kepalsuan, menggunakan propaganda yang sangat agresif, berbohong secara sembrono, seperti Goebbels. Semakin luar biasa kebohongannya, semakin cepat mereka akan mempercayainya - begitulah cara mereka bertindak, mereka menggunakan prinsip ini.

Tetapi orang tidak dapat diberi makan dengan dolar dan euro yang dicetak. Tidak mungkin untuk memberi makan dengan potongan-potongan kertas ini dan tidak mungkin untuk memanaskan rumah dengan kapitalisasi virtual jaringan sosial Barat yang meningkat. Semua yang Saya sampaikan adalah penting. Tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah apa yang baru saja Saya sampaikan: Anda tidak dapat memberi makan siapa pun dengan potongan uang kertas - Anda membutuhkan makanan dan Anda juga tidak akan menghangatkan siapa pun dengan kapitalisasi yang meningkat ini – Anda memerlukan penyedia energi.

Oleh karena itu, para politisi di Eropa harus meyakinkan sesama warganya untuk makan lebih sedikit, lebih jarang mandi dan pakailah baju yang lebih hangat di rumah. Lalu kepada mereka yang mulai mengajukan pertanyaan yang wajar: "Sebenarnya, kenapa kita harus seperti ini?" – langsung di cap dan dinyatakan sebagai musuh, ekstremis, dan radikal. Mereka mengalihkan anak panahnya ke Rusia, kata mereka: “Itu dia, sumber semua masalah kita”. Lagi-lagi mereka berbohong.

Yang ingin Saya tekankan, tepatnya garisbawahi: ada banyak alasan untuk mempercayai bahwa elit Barat tidak akan mencari jalan keluar yang konstruktif dari krisis pangan dan energi global yang muncul karena kesalahan mereka sendiri, justru karena kesalahan merekalah, sebagai akibat dari kebijakan mereka selama bertahun-tahun jauh sebelum operasi militer khusus kami di Ukraina, di Donbass. Mereka tidak bermaksud untuk menyelesaikan masalah ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Dikhawatirkan mereka siap menggunakan cara lain yang sudah familiar bagi mereka.

Dan di sini perlu diingat bahwa segala kontradiksi yang terjadi di awal abad ke-20 melalui Perang Dunia Pertama justru memunculkan Barat. Keuntungan dari Perang Dunia II memungkinkan Amerika Serikat untuk akhirnya mengatasi konsekuensi dari Depresi Besar Amerika dan muncul menjadi ekonomi terbesar di dunia, untuk memaksakan di planet ini kekuatan dolar sebagai mata uang cadangan global. Dan krisis yang tertunda di tahun 80-an - dan di tahun 80-an di abad terakhir krisis juga semakin parah – diatasi oleh Barat karena sebagian besar mengambil alih warisan dan sumber daya Uni Soviet yang diambang kehancuran dan pada akhirnya runtuh. Itu adalah fakta.

Sekarang, untuk melepaskan diri dari jalinan kontradiksi lainnya, mereka perlu menghancurkan Rusia dan negara-negara lain yang memilih jalan pembangunan berdaulat dengan segala cara untuk menjarah kekayaan orang lain lebih banyak lagi dan dengan cara ini dapat menutup dan menambal lubang mereka sendiri. Jika ini tidak terjadi, Saya tidak mengesampingkan bahwa mereka akan mencoba untuk sepenuhnya membuat sistemnya runtuh, sehingga semuanya dapat disalahkan, atau, semoga Tuhan tidak akan membiarkan, mereka akan memutuskan untuk menggunakan rumus terkenal mereka "perang akan menghapus semuanya”.

Rusia memahami tanggung jawabnya kepada komunitas dunia dan akan melakukan segalanya untuk membuat mereka sadar.

Jelas bahwa model neo-kolonial saat ini pada akhirnya akan hancur. Tetapi Saya ulangi bahwa pemilik aslinya akan terus berupaya bertahan sampai titik akhir. Mereka tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kepada dunia, kecuali pelestarian sistem perampokan dan pemerasan yang sama.

Faktanya, mereka meludahi hak alami miliaran orang, sebagian besar umat manusia, atas kebebasan dan keadilan, untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Sekarang mereka telah sepenuhnya beralih ke penolakan radikal terhadap norma moral, agama, dan keluarga.

Mari kita jawab beberapa pertanyaan yang sangat sederhana untuk diri kita sendiri. Sekarang Saya ingin kembali kepada apa yang telah Saya katakan, Saya ingin mengimbau kepada seluruh warga negaraku - tidak hanya untuk rekan-rekan yang berada di aula ini - untuk semua warga negara Rusia: apakah kita benar-benar menginginkan bila disini, di negara kita, di Rusia, daripada memanggil orang tua dengan “Ayah” dan “Ibu” (keluarga utuh)  menggantinya dengan panggilan "orang tua nomor satu", "nomor dua", "nomor tiga"? (mereka sudah benar-benar gila di sana!) Apakah kita benar-benar menginginkan penyimpangan yang mengarah kepada degradasi dan kepunahan diterapkan pada anak-anak di sekolah kita sejak kelas-kelas sekolah dasar? Untuk dipatri ke dalam ingatan mereka bahwa seharusnya ada jenis kelamin lain selain perempuan dan laki-laki, dan  ditawari operasi penggantian kelamin? Apakah kita ingin semua ini terjadi di negara kita dan terhadap anak-anak kita? Bagi kami, semua ini tidak dapat ditolerir, kami memiliki masa depan kami sendiri yang berbeda.

Saya ulangi, kediktatoran elite Barat ditujukan terhadap semua masyarakat, termasuk rakyat negara-negara Barat itu sendiri. Ini adalah tantangan bagi semua orang. Penolakan manusia sepenuhnya, penggulingan iman dan nilai-nilai tradisional, penindasan kebebasan memperoleh ciri-ciri "agama terbalik" – benar-benar satanisme. Dalam Khotbah di Bukit, Yesus Kristus, yang menegur nabi-nabi palsu, Beliau berkata: "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." Dan buah-buahan beracun ini sudah jelas bagi orang-orang - tidak hanya di negara kita, di semua negara, termasuk bagi banyak orang dan di Barat sendiri.

Dunia telah memasuki periode transformasi revolusioner, mereka bersifat fundamental. Pusat-pusat pengembangan baru sedang dibentuk, mereka mewakili mayoritas - mayoritas! - komunitas dunia dan siap tidak hanya untuk menyatakan kepentingan mereka, tetapi juga untuk melindungi mereka, dan melihat multipolaritas sebagai kesempatan untuk memperkuat kedaulatan mereka, dan karena itu untuk mendapatkan kebebasan sejati, perspektif sejarah, hak mereka untuk mandiri, kreatif, mengembangkan diri,untuk mencapai proses yang harmonis.

Di seluruh dunia, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat, seperti yang Saya katakan, kami memiliki banyak orang yang berpikiran sama, kami merasakan dan melihat dukungan mereka. Di negara dan masyarakat yang paling beragam, gerakan pembebasan, anti-kolonial melawan hegemoni unipolar sudah berkembang. Subjektivitasnya akan terus tumbuh. Kekuatan inilah yang akan menentukan realitas geopolitik di masa depan."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya